FK-KMK UGM – Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan studi banding ke Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM. Acara ini berlangsung pada Selasa (09/07) di Gedung Pascasarjana Tahir Foundation.
Studi banding kali ini bertujuan untuk meningkatkan pengembangan dan keterampilan laboran laboratorium preklinik dan skills lab di FKG. Selain itu, diskusi juga meliputi aspek pengelolaan laboratorium, pengelolaan laboratorium preklinik dan skills lab, desain laboratorium di FK-KMK, dan pengaturan laboratorium di FK-KMK.
Dalam diskusi, Drg. Ivan Arie Wahyudi, M.Kes., Ph.D., Kepala Laboratorium Preklinik dan Skills Lab FKG UGM, menyampaikan bahwa FKG sudah memiliki gedung BLC untuk menunjang kegiatan akademik dan penelitian. Namun, beberapa tantangan seperti kebutuhan ruang praktikum yang lebih besar dan manajemen limbah masih harus diatasi. “FKG sangat mengapresiasi dampingan dan bantuan FK-KMK dalam operasional praktikum. Kedepannya, kami akan menyiapkan diri untuk bisa melakukan operasional secara lebih mandiri,” ungkapnya.
dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FK-KMK UGM, menyoroti pentingnya optimalisasi alat laboratorium serta kompetensi SDM di baliknya. “Alat memang penting, tetapi yang lebih penting adalah orang-orang di belakangnya. Mereka harus mempunyai ide-ide untuk mengembangkan penelitian dan pendidikan yang relevan sehingga fasilitas yang ada bisa optimal,” ujarnya. dr. hamim juga menekankan pentingnya sinergi antara kedua fakultas untuk meningkatkan akses dan utilitas alat serta mendorong penelitian bersama.
Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi FKG dalam meningkatkan kualitas laboratorium mereka, baik dalam hal pengelolaan, pembuangan limbah, maupun akreditasi. Studi banding ini diharapkan dapat menghasilkan berbagai hal positif, termasuk potensi kerjasama dalam bentuk proposal penelitian bersama dan peningkatan akses alat antar fakultas. “Harapannya nanti ada hal-hal positif yang kita hasilkan, terutama dalam hal sharing belajar terkait alat laboratorium, manajemen, pembuangan limbah, maintenance alat, akreditasi, dan sebagainya,” tambah dr. hamim.
Studi banding ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama pada SDGs 4 Pendidikan Berkualitas yaitu memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua. Dengan meningkatkan keterampilan laboran dan mengoptimalkan pengelolaan laboratorium, kedua fakultas berkontribusi dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik dan mendukung penelitian berkualitas tinggi. Selain itu, upaya pengelolaan limbah yang baik mendukung tujuan ketiga yaitu memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan semua orang di segala usia. Dengan demikian, kerjasama ini tidak hanya meningkatkan kapasitas institusi pendidikan tetapi juga berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara lebih luas. (Assyifa/Reporter).