Summer Course: Menanggulangi Stunting: Pendekatan Baru dalam Ketahanan Pangan

FK-KMK UGM. Stunting, kondisi yang terkait erat dengan pertumbuhan fisik yang terhambat pada anak-anak, tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik mereka, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap kualitas kognitif dan produktivitas di masa depan. Bank Dunia pada tahun 2016 mencatat bahwa stunting dapat menyebabkan penurunan pendapatan nasional hingga 20%.

Pentingnya permasalahan ini disorot dalam kuliah yang disampaikan oleh Mutiara Tirta, S.Gz., MPH., Dietisien., Ph.D, seorang ahli gizi dan peneliti, dalam kegiatan Summer Course 2024 FK-KMK UGM. Dalam kuliahnya, Mutiara membahas berbagai strategi dalam Penanganan Stunting di Komunitas Indonesia, dengan fokus utama pada Pendekatan Ketahanan Pangan, Kamis (20/06) di Auditorium lantai 8, gd. Pascasarjana Tahir Foundation FK-KMK.

Meskipun pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan berbagai kebijakan dan program untuk mengatasi masalah malnutrisi, prevalensi stunting masih tetap tinggi, mencapai sekitar 30,8% pada tahun 2018. Kegagalan program-program ini disebabkan oleh beberapa faktor krusial. Pertama, pendekatan yang terfragmentasi menyebabkan koordinasi yang tidak efektif dalam manajemen program. Kedua, kesadaran yang kurang dari pemerintah nasional dan lokal terhadap pentingnya kelangsungan program. Ketiga, sumber daya program yang tidak memadai dalam hal desain, pelaksanaan, kualitas, penargetan, monitoring, dan evaluasi.

Pendekatan baru yang diusulkan, yaitu berbasis ketahanan pangan, mencakup berbagai strategi seperti pemberian bantuan makanan, program ketahanan pangan bernutrisi, akses ke pangan rumahan untuk konsumsi dan pendapatan, serta pemberian makanan pokok yang diperkaya dengan gizi. Program ini juga mencakup pengembangan kebun, pemeliharaan ternak, dan pengembangan tanaman budidaya sebagai langkah-langkah konkrit untuk memperbaiki kondisi gizi masyarakat.

Hasil dari implementasi program ini menunjukkan hasil yang positif di beberapa daerah seperti Bali dan Jawa Tengah, di mana penduduk setempat mendapatkan akses lebih baik terhadap pangan sehat melalui peningkatan pertanian lokal. Namun, masih ada tantangan yang harus diatasi, seperti keterbatasan pilihan dan akses terhadap pangan sehat, kurangnya keterampilan dan sumber daya untuk implementasi program, serta dampak negatif dari pandemi COVID-19 yang meningkatkan ketidakamanan pangan dalam rumah tangga.

Upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya diharapkan dapat mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia melalui pendekatan yang holistik dan berkelanjutan dalam ketahanan pangan. Dengan demikian, kita dapat membuka jalan bagi generasi muda Indonesia untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal, serta memberikan kontribusi maksimal terhadap pembangunan bangsa. Hal ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goal’s (SDGs), khususnya SDGs 2 Tanpa Kelaparan dan SDG 3 mengenai Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

FK-KMK secara rutin menyelenggarakan kegiatan Summer Course sejak tahun 2017. Kegiatan kali ini kolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Farmasi, Fakultas Teknologi Pertanian, dan Fakultas Peternakan UGM. Peserta terdiri dari mahasiswa dari berbagi universitas di dalam negeri maupun luar negeri. Summer Course juga mendatangkan narasumber atau pengajar dari tingkat nasional maupun internasional. Kegiatan dikemas dalam bentuk perkuliahan, praktikum, kunjungan lapangan bahkan mahasiswa terjun ke komunitas. Kali ini kegiatan Summer Course on Interprofessional Healthcare mengangkat tema “Nourishing Futures: Exploring the Intersection of Food Security and Health Status” yang diselenggarakan mulai dari 19 Juni hingga 28 Juni 2024. (Reporter: Assyifa. Editor: Dian/Humas)