FK-KMK UGM bersama UTDI dan KONI DIY Kembangkan Aplikasi Skrining Doping bagi Atlet

FK-KMK UGM. Dr.rer.nat. apt. Arko Jatmiko Wicaksono, M.Sc., peneliti Pusat Kedokteran Herbal sekaligus dosen Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM mengembangkan inovasi Aplikasi Skrining Doping bagi Atlet. Aplikasi ini dikembangkan bersama 2 mahasiswa S1 Kedokteran UGM, Santi Andriyani dan Christopher William dengan melakukan pemetaan produk-produk obat dan suplemen kesehatan mengandung senyawa doping yang beredar di Indonesia.

Dibantu oleh Sri Redjeki., S.Si, M.Kom., Ph.D melibatkan tim IT Komite Olahraga Nasional Indonesia – Daerah Istimewa Yogyakarta (KONI DIY), seluruh daftar produk obat dan suplemen mengandung senyawa doping dikonversi menjadi semacam ‘katalog-pencarian daring berbasis website. Adanya program sosialisasi anti-doping yang diagendakan oleh ketua Bidang Iptek Olahraga dan Litbang KONI DIY (Prof. Dr. dr. BM. Wara Kushartanti, M.S.) membuat gagasan inovasi pembuatan Aplikasi Skrining Doping bagi Atlet ini difasilitasi dari sisi pembiayaannya. Lebih lanjut, IADO (Indonesian Anti-Doping Organization) yang berkedudukan langsung dibawah Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pun menyambut hangat Aplikasi Skrining Doping bagi Atlet ini.

Pengembangan Aplikasi Skrining Doping ini dilatarbelakangi oleh dilarangnya pengibaran bendera merah putih ketika penyerahan medali emas di ajang kejuaraan Thomas Cup 2021 sebagai sanksi atas kurang maksimalnya upaya antisipasi pencegahan penggunaan doping pada Atlet Indonesia. Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua tahun 2022 lalu, 3 Atlet peraih medali Emas, 1 Perak dan 1 Perunggu juga dicabut gelar juaranya akibat terbukti mengkonsumsi doping. Padahal ‘usia profesi’ seorang Atlet, sangat terbatas.

Doping sendiri merupakan suatu penggunaan obat perangsang untuk meningkatkan daya atau tenaga. Arko bersama tim, menemukan bahwa terdapat lebih dari 2500 produk obat dan suplemen kesehatan teregistrasi BPOM yang diduga mengandung senyawa doping.

Keberhasilan kolaborasi triplehelix melibatkan Universitas Gadjah Mada, UTDI dan KONI DIY ini telah menelurkan 2 buah Kekayaan Intelektual dan 1 buah applikasi web-screening tools produk mengandung doping bagi Atlet. Kerjasama ini sesuai dengan prinsip SDGs no. 17, yakni ‘Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan’. Selain memudahkan atlet, dan pelatih, aplikasi web-skrining doping tersebut juga sangat berpotensi mempermudah tim paramedis, dokter, apoteker dan ners dalam mengambil keputusan apakah suatu obat/suplemen kesehatan boleh dikonsumsi oleh Atlet atau tidak. “Dengan adanya aplikasi ini, kami sangat berharap, Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 di Aceh dan Sumatera Utara yang akan dimulai pada bulan September mendatang, dapat terhindar dari ketidaksengajaan mengkonsumsi doping”, ujar Arko mewakili seluruh tim yang terlibat. (Nirwana/Reporter)

Berita Terbaru