Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Penderita Leukemia pada Anak melalui Penelitian

FK-KMK UGM. Leukemia limfoblastik akut (LLA) adalah penyakit ganas paling umum yang terjadi pada masa kanak-kanak. LLA merupakan keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang. Puncak diagnosis terjadi pada usia 2-5 tahun.

Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM bekerjasama dengan Divisi Hematologi dan Onkologi Departemen Kesehatan Anak Universitas Padjajaran/RSUD Dr. Hasan Sadikin (Bandung), Fakultas Kedokteran dan Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya/Dr. Rumah Sakit Umum Saiful Anwar (Malang) melakukan penelitian Childhood Acute Lymphoblastic Leukemia’s Delay, Abandonment, and Quality of Life (CALLDAQ Study).

dr. Eddy Supriyadi, Sp.A(K), Ph.D menjadi peneliti utama dengan tim yang beranggotakan dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K), Ph.D, dr. Amirah Ellyza Wahdi, MSPH, dr. Bambang Ardianto, Ph.D, M.Sc, Sp.A(K), Althaf Setyawan, S.Si., MPH, dr. Salsabila Sandi, Ignatius Purwanto, Naufal Farah Azizah, dr. Nur Suryawan, Sp.A(K), M.Kes, dan dr. Sony Wicaksono, Sp.A(K).

Proyek penelitian ini bertujuan menilai stratifikasi perbedaan prediktor dan hasil independen, termasuk status kualitas hidup pasien dan penyintas leukemia limfoblastik akut (LLA) sebelum dan sesudah penerapan UHC (program cakupan kesehatan semesta), yang implementasinya di Indonesia bernama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Akses terhadap diagnosis dan pengobatan yang tepat di negara-negara berkembang seperti Indonesia dipengaruhi oleh kualitas layanan kesehatan, ketersediaan layanan kuratif, hambatan budaya, penolakan pengobatan, dan kepatuhan pengobatan yang buruk. Status sosial ekonomi juga berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kelangsungan hidup. Abai terhadap pengobatan sering dikaitkan dengan kendala keuangan.

Pada tahun 2014, Indonesia memperkenalkan program cakupan kesehatan semesta (UHC). Program ini dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial – Kesehatan (BPJS-Kesehatan).

Studi terbaru menunjukkan bahwa dampak UHC terhadap kasus kanker anak di Yogyakarta meningkatkan kelangsungan hidup bebas penyakit dan mengurangi pengabaian pengobatan pada pasien kanker anak. Namun, data mengenai peningkatan kualitas hidup bebas penyakit ini jumlahnya masih sangat sedikit.

Negara perlu berinvestasi lebih banyak pada perawatan kanker anak-anak karena untuk mempertimbangkan kelangsungan dan kualitas hidup para penyintas penting dilakukan, mengingat sifat agresif dari pengobatan LLA.

Untuk mengatasi kekurangan data tersebut, proyek ini dilaksanakan di tiga pusat di Indonesia: RSUP Dr. Sardjito (Yogyakarta), RSUP Dr. Hasan Sadikin (Bandung), dan RSUD Dr. Saiful Anwar (Malang).

Pengumpulan data saat ini sedang dilakukan dengan melibatkan pengumpulan informasi tentang pasien LLA yang didiagnosis di tiga pusat kesehatan antara tahun 2006 dan 2022. Survei dilakukan secara bersamaan terhadap pasien LLA anak yang selamat dengan menggunakan kuesioner PedsQL yang mencakup kesejahteraan umum, informasi keluarga, dan kepuasan layanan kesehatan. Hasil penelitian ini dapat membantu pengembangan penerapan UHC di Indonesia untuk pencegahan, deteksi, pengobatan, dan rehabilitasi yang lebih baik bagi pasien LLA anak.

Kegiatan ini mendukung perwujudan pilar 3 serta 9 SDGs yaitu Kesehatan yang baik dan kesejahteraan serta Industri, inovasi, dan infrastruktur. (Kontributor: dr. Amirah Ellyza Wahdi, MSPH. Editor: dr. Eddy Supriyadi, Sp.A(K), Ph.D. Foto: freepik.com)