Pencegahan Nyeri Sendi di Usia Muda melalui Latihan Beban

FK-KMK UGM. Radio Indonesia Sehat (RAISA) FK-KMK UGM melaksanakan siaran Beauty Insight dengan topik “Cegah Obesitas untuk Sendi Sehat: Bebas Nyeri Bebas Gerak Bersama Fisioterapis” pada Jumat (29/9) melalui zoom meeting dan siaran langsung Youtube. Tri Wibowo SST. Ftr. AIFO-FIT, Fisioterapis RSUP Dr. Sardjito hadir memberikan paparan terkait dengan topik tersebut.

Menurut Tri, ada 2 penyebab utama terjadinya obsesitas, yaitu rendahnya aktivitas fisik dan pola makan yang tidak sehat. Bahkan, Tri juga mengatakan bahwa obesitas dan komplikasinya memiliki potensi menjadi pandemi di masa depan, setelah pandemi Covid-19.

Saat obesitas terjadi, sel-sel di dalam tubuh akan bekerja secara tidak maksimal sehingga mobilitas menjadi terbatas. “Tanda-tanda obesitas yang perlu diperhatikan apabila kita sudah merasakan napas mulai berat, lebih cepat lelah saat melakukan aktivitas fisik, dan berkurangnya kelincahan,” jelas Tri.

Terdapat 2 kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan berdasarkan ilmu fisioterapi, yaitu makan dan gerak. Makan diwujudkan dalam meal plan yang sesuai dengan Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan. Sedangkan gerak diwujudkan dalam exercise plan. “Obesitas akan menyebabkan tulang menerima beban lebih besar daripada kapasitasnya. Hal tersebut akan berpengaruh pada sistem kerja alat gerak,” ujar Tri.

Selain menjaga pola makan dan melakukan aktivitas fisik, penguatan tulang dan otot juga harus dilakukan. Jika kebiasaan menguatkan tulang dan otot dilakukan sejak dini, pengeroposan tulang di masa tua bisa diperlambat. “Penguatan tulang dan otot bisa dilakukan dengan konsumsi kalsium dan latihan beban dengan dosis yang tepat yang dimulai sejak usia remaja,” tambah Tri.

Edukasi penguatan tulang dan otot perlu dilakukan pada anak muda karena saat ini banyak ditemukan nyeri lutut pada usia muda. Nyeri lutut pada anak muda bisa terjadi karena kurang bergerak dan terjadinya kecelakaan. “Kita tidak bisa mencegah datangnya musibah, tetapi kita bisa melakukan pencegahan nyeri lutut melalui kebiasaan latihan beban dengan dosis yang tepat,” jelas Tri.

Dalam kaitannya dengan Sustainable Development Goals (SDGs), kegiatan ini mendukung pencapaian SDGs  nomer 3, “Good Health and Well-Being” dan nomer 4, “Quality Education”. (Nirwana/Reporter. Editor: Risky Oktriani)