FK-KMK UGM. Kanker hingga saat ini masih menjadi penyakit yang butuh perhatian dari semua pihak, termasuk masyarakat. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa pasien kanker seharusnya menjalani pengobatan medis yang dilakukan oleh dokter. Namun, dalam prosesnya masih ada banyak hambatan yang pasien rasakan.
Melalui Raboan Research and Perspective Sharing berjudul “Masyarakat Peduli Kanker”, Dr. Dra. I. M. Sunarsih Sutaryo, SU, Apt (Wakil Ketua Yayasan Kanker Indonesia) bercerita mengenai bagaimana Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menjadi organisasi yang membantu pemerintah dalam menanggulangi kanker. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Center for Bioethics and Medical Humanities (CBMH) FK-KMK UGM pada Rabu (27/9) melalui zoom meeting.
Kegiatan ini jika direfleksikan dalam konteks pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), mendukung ketercapaian SDGs nomer 3, “Good Health and Well-Being” , nomer 4, “Quality Education”, dan nomer 17 “Partnership for the Goals”.
Menurut Sunarsih, beberapa hambatan yang sering ditemukan pada pasien kanker adalah rasa takut, kurangnya pengetahuan, budaya di masyarakat, tidak ada sarana prasarana yang memadai, keterbatasan pelayanan kesehatan, hingga komunikasi dengan dokter yang kurang maksimal. Akibatnya, deteksi dini kanker terhambat, pengobatan tertunda, hingga akhirnya pasien memilih pengobatan alternatif yang belum jelas kredibilitasnya.
“Permasalahan juga bisa muncul setelah pasien sudah dinyatakan sembuh. Rasa malu akan muncul karena merasa cacat dan mengalami kebotakan. Akhirnya, pasien tidak mau kembali bergaul di masyarakat,” ungkap Sunarsih.
Untuk menangani berbagai hambatan ini, YKI sebagai organisasi sosial nir laba yang membantu pemerintah dalam penanggulangan kanker memiliki visi berupa “Masyarakat Peduli Kanker”. Peduli artinya memberi perhatian bahwa kanker bukan hanya masalah pasien dan keluarga, memberi dukungan moral dan material, serta memberi perlindungan agar pasien kanker merasa terayomi.
“Langkah yang dilakukan YKI sebagai solusi ada 3, yaitu promotif, preventif, dan suportif. Solusi promotif dilakukan melalui penyuluhan di sekolah, lembaga, dan semua masyarakat sampai dengan mereka yang tinggal di wilayah pelosok. Solusi suportif YKI berikan dengan bantuan fisik, psikologi, spiritual, dan sosial. Semua yang dilakukan YKI ini dilaksanakan dengan bantuan para relawan kanker yang tergabung di dalam organisasi,” jelas Sunarsih. (Nirwana/Reporter. Editor: Risky Oktriani)