Risiko Epidemi Baru dan Bahaya Antropogenik

FK-KMK UGM. Setelah epidemi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV) dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV), risiko munculnya epidemi lain pasti ada. Untuk itu, Magister Ilmu Kedokteran Tropis dan Ilmu Biomedis FK-KMK UGM menyelenggarakan hybrid webinar “Guest Lecture: Diagnosing the Risk of the New Epidemics and the Conditions of Their Spread Under Anthropogenic Pressure” pada Kamis (10/11) di Ruang U2.5 AB, Gedung Tahir Lantai 2 FK-KMK UGM dan zoom meeting.

Dr. Aneta Afelt dari Institut de Recherche pour le Développement, Montpellier, France, pembicara dalam kegiatan ini menjelaskan bahwa ada beberapa tahap dalam penyebaran virus, yaitu tahap adsorpsi, tahap penetrasi, tahap sintesis, tahap pematangan, serta tahap lisis. “Tahapan ini akan lebih cepat meningkat jika terjadi bahaya antropogenik atau kelalaian manusia,” jelasnya.

Dirinya juga menjelaskan bahwa di bawah kondisi pembangunan ekonomi yang intensif, pertumbuhan populasi yang dinamis dan pertukaran barang global, sirkulasi patogen dipercepat. “Salah satu faktor yang mendorong perkembangan epidemi adalah pemendekan drastis waktu pengangkutan barang dan orang yang, sebagai pembawa gejala dan tanpa gejala, saat ini diidentifikasi sebagai salah satu vektor patogen (pemancar) terbaik. Proses ini sedang berlangsung dengan SARS-CoV-2,” tambahnya.

Sebagai penutup, Aneta Afelt mengungkapkan bahwa perkembangan teknik analisis untuk mendeteksi keberadaan patogen hanya mengidentifikasi keberadaannya di lingkungan, tanpa kemungkinan mencegah penularan. (Nirwana/Reporter)