Lawan Hoaks dengan Bijak

FK-KMK UGM. Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH mengungkapkan dalam sambutannya bahwa sebanyak 77% masyarakat Indonesia menjadi pengguna internet namun literasi digital di Indonesia belum maksimal. Lunch Discussion yang dilaksanakan oleh FK-KMK UGM secara daring pada Rabu (12/10) kemarin menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan literasi digital masyarakat.

Membawa tema “Saring sebelum Sharing”, FK-KMK UGM mengundang I Made Andi Arsana, S.T., M.Eng., Ph.D dari Direktorat KAUI UGM dan Dr. Novi Kurnia, M.Si., M.A dari Departemen Ilmu Komunikasi UGM.

I Made Andi Arsana, S.T., M.Eng., Ph.D memaparkan bagaimana ia memilih konten untuk diunggah ke media sosialnya melalui presentasi dengan judul “Social Media for Positive Imaging”. “Peka dengan situasi masyarakat, paham ilmunya, berekspresi dengan cerdik, dan mengubah masalah menjadi inspirasi adalah beberapa cara yang saya lakukan,” ungkapnya.

I Made Andi juga membagikan tips bermedia sosial, misalnya menghadirkan kontribusi, energi positif, dominasi dengan keahlian, interaksi, alami, konsisten, organisasi informasi, sudut pandang yang khas, isu yang sedang viral, abaikan kebencian, serta lakukan evaluasi.

Narasumber kedua, Dr. Novi Kurnia, M.Si., M.A lebih banyak membahas hoaks dan cara melawan hoaks itu sendiri. “Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk melawan hoaks adalah dengan Cek Fakta. Cek Fakta dilakukan melalui kolaborasi berbagai pemangku kepentingan dengan program-programnya,” jelasnya.

Japelidi (Jaringan Pegiat Literasi Digital) memaparkan bahwa ada 10 kompetensi agar masyarakat bisa menggunakan media sosial dengan bijak. Beberapa di antaranya adalah akses media sosial dengan kecakapan dan seleksi informasi dengan cermat agar terhindar dari jebakan informasi yang sesat. (Nirwana/Reporter)