FK-KMK UGM. Pandemi COVID-19 belum benar-benar usai, namun World Health Organization (WHO) sudah mengumumkan kembali adanya wabah baru, Clade Outbreak, atau yang sebelumnya lebih dikenal dengan cacar monyet. Wabah ini bukan yang terakhir, tapi menjadi pengingat akan adanya wabah penyakit lain yang akan terus bermunculan. Peneliti Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM yang tergabung dalam riset Synthesis and Translation of Research for Polio Eradication (STRIPE) menghimpun pembelajaran dari program Global Polio Eradication Initiative (GPEI).
Program yang telah berlangsung lebih dari 30 tahun memiliki misi mencapai eradikasi polio di seluruh dunia. Melalui webinar “Addressing Implementation Challenges During Pandemic Response: Learning from the Global Polio Eradication Initiative,” Pusat Kedokteran Tropis UGM mengajak seluruh akademisi, mahasiswa, dan pemangku kebijakan di bidang kesehatan untuk belajar dari GPEI untuk menghadapi pandemi COVID-19 dan bersiap untuk wabah penyakit yang lain.
Webinar kali ini bekerja sama dengan John Hopkins University dan Universitas Udayana serta didanai oleh Bill & Melinda Gates Foundation. Acara ini dilaksanakan pada hari Jumat (12/8) secara hybrid dan dimoderatori oleh dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., PhD., FRSPH. Menghadirkan Dr. dr. Hariadi Wibisono, MPH. selaku ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia yang membawakan materi terkait surveilans polio selama pandemi COVID-19. Lebih lanjut, dr. Hariadi menjelaskan bahwa terdapat beberapa persamaan antara surveilans lumpuh layuh (acute flaccid paralysis/AFP) dan COVID-19 yaitu penemuan kasus, pengambilan sampel, dan pemeriksaan sampel. Lumpuh layuh sendiri merupakan kelumpuhan yang sifatnya lemas, terjadi secara mendadak, dan disebabkan oleh virus polio. Penguatan kemampuan petugas kesehatan yang merupakan garda terdepan dalam proses deteksi menjadi kunci yang penting untuk mendukung keberhasilan surveilans polio serta COVID-19 selama pandemi.
Sejalan dengan surveilans, program vaksinasi merupakan poin penting dalam pencegahan penyakit menular seperti polio dan COVID-19. Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa setiap program memiliki tantangannya masing-masing. Dr. Stephen Chacko, MD, MPH. selaku perwakilan WHO Indonesia menjelaskan tantangan yang umumnya dihadapi Indonesia terkait program vaksinasi selama pandemi adalah penutupan sementara pusat vaksinasi, prioritas yang berbeda antar tenaga kesehatan, terbatasnya sumber daya, ketakutan akan terpapar COVID-19 ketika beraktivitas di luar rumah, dan beredarnya misinformasi. Hal ini sejatinya dapat diminimalisir apabila adanya komitmen dari pemangku kebijakan serta pengembangan dan distribusi SOP vaksinasi yang memadai dikala pandemi.
Pada saat sesi diskusi, salah satu pembahas dari John Hopkins University, Olakunle Alonge, MD, PhD., yang sekaligus merupakan peneliti utama (principal investigator) STRIPE Global, menekankan perlunya kesinambungan antar subsistem kesehatan. Hal ini berguna untuk mempersiapkan dan merespon darurat kesehatan, serta upaya memperkuat ketahanan sistem kesehatan. Alonge juga membagikan pengalaman dan pembelajaran dari program eradikasi polio global yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kendala dalam
sistem surveilans dan program vaksinasi. Untuk mendukung program vaksinasi, dibutuhkan integrasi antara kampanye dengan mobilisasi sosial. Yang dimaksud dalam hal ini adalah melakukan vaksinasi kelompok rentan dengan sistem jemput bola. Sedangkan untuk menjawab tantangan terkait surveilans, diperlukan adanya surveilans berbasis komunitas yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan komunitas dalam mendeteksi dini kasus polio dan COVID-19 serta menyukseskan surveilans global yang terintegrasi. Kerja sama antar berbagai pihak dan adanya pusat operasi darurat kesehatan untuk memudahkan koordinasi antar pihak terkait, merupakan dua hal yang beliau soroti. Selanjutnya di akhir kegiatan, dr. Riris Andono Ahmad, MPH., PhD. mengajak seluruh pembicara untuk membagikan rencana kedepan mereka agar semua yang sudah didiskusikan dapat diimplementasikan, dengan harapan kita semua dapat mewujudkan eradikasi polio serta siap untuk menghadapi wabah penyakit lainnya.
Sumber: https://bit.ly/Webinar_Polio