FK-KMK Gelar Debat Pemanfaatan Teknologi Kesehatan Digital

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menggelar forum debat mahasiswa dengan pokok bahasan implementasi teknologi kesehatan digital dalam pendidikan, ditinjau dari sisi teknis, kemanfaatan, kelemahan, maupun aspek etis, Sabtu (13/8) di gedung Auditorium.  Forum debat yang digelar kali ini merupakan salah satu rangkaian acara Post Graduate Symposium Program 2022 dengan tema besar “Use of Digital Resources in Medical and Health Postgraduate Education”.

“Forum debat yang diikuti mahasiswa program pascasarjana ini dibagi dalam 5 sesi. Aspek teknik public speaking didukung dengan literasi serta evidence yang baik menjadi fokus penilaian untuk masing-masing tim”, ungkap dr. Gunadi, PhD., Sp.BA(K).

Sesi debat pertama, peserta saling beradu argumen mengenai pentingnya memperkenalkan telehealth dalam proses pendidikan kesehatan dan kedokteran. Argumentasi pertama dari kelompok pro cenderung menyatakan bahka telehealth telah menjadi kebutuhan dalam pendidikan kesehatan sehingga mahasiswa memerlukan pembekalan mengenai pemanfaatan teknologi digital di bidang kesehatan maupun kedokteran.

Sedangkan untuk kelompok kontra lebih menegaskan pada luaran pendidikan kedokteran berbasis kompetensi sehingga penggunaan Telehealth dinilai belum menjadi kebutuhan dalam proses pembelajaran. Pertama, kompetensi dokter memuat kompetensi minimal, dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) belum memuat telehealth. Kedua, penggunaan telehealth bisa mereduksi empati dan mengubah fokus mahasiswa saat belajar memeriksa pasien. Ketiga, perantara teknologi membuka peluang terjadinya misleading, hingga adanya ketidakpastian payung hukum. Sesi debat pertama ini dimoderatori oleh Tony Arjuna, S.Gz., M.Nut.Diet., AN., APD.

Sesi debat kedua, peserta diajak untuk saling beradu argumen mengenai teknologi robot dalam pendidikan kesehatan dan kedokteran. Dengan moderator dr. Irwan Supriyanto, PhD., SpKJ., peserta mulai saling memberikan opini berbasis bukti terkait manfaat, kelebihan, kekurangan penggunaan robot atau Artificial intelligent dalam pendidikan.

Sesi debat ketiga, aspek empati menjadi fokus utama, di mana peserta debat saling mempertahankan argumentasi mereka mengenai terjadinya reduksi empati dalam pendidikan yang menggunakan teknologi kesehatan dan kedokteran. Sesi 3 ini dimoderatori oleh dr. Dwi Aris Agung Nugrahaningsih, MSc., PhD. Dan untuk sesi debat keempat, peserta dihadapkan pada permasalahan sejauh mana penggunaan media sosial dalam pendidikan dan pelayanan kesehatan, dengan moderator dr. Lukman Ade Chandra, M.Med.Ed., M.Phil.

Hadir sebagai juri dalam forum debat ini di antaranya adalah: dr. Gunadi, Ph.D., Sp.BA., dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D., Nyarwi Ahmad, Ph.D., dan Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D.

“Forum debat ini mengajak mahasiswa agar bisa menata argumentasi dengan baik, logis, berbasis evidence termasuk meningkatkan kemampuan mendengar argumentasi pihak lain,” Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., PhD.

Adapun juara harapan 3 diraih oleh grup 5; juara harapan 2 diraih grup 7; juara harapan 1 diraih grup 1. Sedangkan untuk juara 3 diraih oleh grup 3; juara 2 diraih grup 8 dan juara 1 diraih grup 6. (Wiwin/IRO)