Gaya Hidup Sehat dimulai dari Keluarga

FK-KMK UGM. Gaya hidup sehat atau juga sering disebut dengan good lifestyle adalah a way of living menurut World Health Organization (WHO). Gaya hidup sehat dengan memperhatikan gizi seimbang, exercise, menghindari hal-hal berisiko seperti merokok dan obat-obatan, cukup waktu untuk istirahat atau menikmati kehidupan seperti melancong, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Hal ini disampaikan oleh Dr.rer.nat.dr. Bernadette Josephine Istiti Kandarina dalam acara bincang-bincang RAISA Radio, Selasa (28/6) secara daring.

Menurut dosen Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi FK-KMK gaya hidup sehat dimulai dari unti terkecil yaitu keluarga. Keluarga mempunya peran strategis dalam membentuk perilaku individu. Siklus ini dimulai dari sejak calon pengantin, calon ibu, ibu hamil hingga dewasa saat mempersiapkan diri sebagai keluarga baru.

“Sejak awal orangtua menjadi role model bagi anak untuk menerapkan gaya hidup sehat,” ungkap dokter Istiti, sapaan beliau, dalam acara yang mengangkat topik Gaya Hidup Sehat dimulai dari Keluarga.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan gaya hidup sehat yaitu sosial, ekonomi, gizi seimbang, fisik, mental, dan lingkungan. Membiasakan kegiatan rutin bersama anak dapat memberikan bonding atau kelekatan emosi yang terjalin dengan baik. Contoh kegiatan bersama seperti olahraga jalan pagi, sepeda, makan bersama, dan kegiatan lainnya.

Dokter Istiti juga menyampaikan mengenai pentingnya asi ekslusif, melalui asi eksklusif bayi mendapatkan kehangatan dan memberikan kepercayaan terhadap ibu. Ketika anak mulai besar dan mulai sekolah, anak-anak juga perlu memiliki hobi untuk menyalurkan ekspresi diluar kewajiban anak untuk belajar. Saat ini kegiatan sekolah anak semakin berat, sehingga anak-anak membutuhkan keseimbangan diri melalui hobi yang disesuaikan dengan kemampuan anak.

Peran keluarga dalam mendampingi anak mulai dari bayi, anak-anak, hingga dewasa sangat berpengaruh dalam pembiasaan pola gaya hidup sehat individu. Seperti halnya yang diterapkan dokter Istiti dalam kehidupan berkeluarga, seperti waktu kecil membacakan buku kepada anak sebelum tidur, ketika anak mengikuti perlombaan orangtua ikut mendampingi, menjadi tempat kepercayaan anak untuk mencurahkan isi hati atau permasalahan sehari-hari. “Sehingga keluarga secara utuh tidak hanya dilihat dari aksinya tetapi juga reaksi”. (Dian/IRO)

Berita Terbaru