Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas Mahasiswa

FK-KMK UGM. Kemampuan berpikir kritis dan daya kreativitas bukan sesuatu yang tumbuh begitu saja sebagai anugerah. Kreativitas merupakan bagian dari kehidupan setiap manusia mulai dari anak usia dini hingga dewasa.

“Dari konteks psikologi sendiri, kreativitas merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki semua orang untuk kemudian menciptakan ide-ide yang sifatnya baru dan orisinal. Kemudian kemampuan tersebut tujuannya untuk menyelesaikan masalah”, ungkap Astuti Dian Lestari, M.Psi.

Dian, sapaan akrabnya, merupakan seorang Psikolog yang bertugas di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada yang sore itu membagikan ilmunya mengenai topik “Kreativitas: Diasah atau Anugrah?” Senin (06/06) dalam bincang-bincang santai RAISA Radio.

Menurutnya ada banyak hal yang mempengaruhi kreativitas seseorang dapat berkembang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas diantaranya stimulasi, lingkungan, pengalaman hidup sebelumnya, dan kepribadian.

“Sebagai contoh, ada orang-orang yang kepribadiannya open-minded sehingga akan lebih mudah mengembangan kreativitasnya dibanding dengan yang tidak. Karena orang yang open-minded biasanya lebih mudah menerima suatu hal diluar dirinya dan kebiasannya”, ujar Dian.

Dian juga menambahkan bahwa faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap kreativitas. Sebagai contoh, apabila mahasiswa di kampus memiliki banyak kesempatan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman lainnya dan mengembangkan diri, kesempatan itu dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan kreativitas dalam dirinya.

“Proses untuk mengembangkan kreativitas bisa juga didapatkan dari emosi yang sedang dirasakan. Semisal saat sedang sedih, kita menjadi lebih bisa menulis dan mengungkapkan perasaan, bahkan sampai bisa membuat lirik lagu”, tambahnya.

Menurutnya kreativitas perlu dikembangkan karena kreativitas dapat menimbulkan kegembiraan yang disebabkan seseorang telah berhasil menemukan sesuatu yang baru. Kemudian, seringnya menstimulasikan kreativitas dapat menumbuhkan tingkat resiliensi seseorang.

“Resiliensi ini diperlukan karena untuk mengukur seberapa tahan kita bisa beradaptasi dengan kondisi yang baru dan dapat menumbuhkan ide-ide baru dari kondisi tersebut. Apabila seseorang dihadapkan pada banyaknya kondisi baru dan permasalahan maka dapat membuat seseorang lebih fleksible”, pungkasnya.

Acara ini dimoderatori oleh Eis Thiara Nepa, Peer Counselor-PSIK 2019 Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada. (Yuga Putri/Reporter)