Shelter Komunitas Sebagai Solusi Lonjakan Kasus Gelombang ke-3

FK-KMK UGM. Academic Health System Universitas Gadjah Mada (AHS UGM) berkolaborasi dengan SONJO (Sambatan Jogja) dalam rangka mengantisipasi lonjakan kasus gelombang ketiga Covid-19 mengadakan Webinar Publik AHS dengan tema “Kesiapan Daerah untuk Pengaktifan Shelter berbasis Komunitas Sebagai Kesiapan Mengahadapi Varian Omicron”, yang digelar secara daring, Minggu (13/2)

Wakil Dekan Bidang Kerjasama, Alumni, dan Pengabdian Masyarakat FK-KMK UGM, dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH., dalam sambutannya mengungkapkan bahwa tujuan webinar tersebut adalah sebagai forum untuk meningkatkan pengetahuan, kesiapan dan kewaspadaan masyarakat perihal masuknya Covid-19 Varian Omicron di Indonesia.

“Selain itu, webinar ini juga bertujuan untuk menyediakan forum diskusi dalam rangka menjawab berbagai pertanyaan terkait Strategi pengaktifan Shelter dari level Padukuhan (RW) hingga strategi alur komunikasi dengan RS rujukan baik RSUD, RS Swasta hingga RSUP.”, tambahnya.

Kegiatan yang dihadiri lebih dari ratusan peserta tersebut, diawali dengan materi mengenai overview varian omicron yang disampaikan oleh dr. Riris Andono Ahmad, MPH., Ph.D. Beliau menuturkan bahwa gejala umum Omicron setidaknya relatif sama dengan varian lainnya. Hal tersebut juga berlaku bagi yang tidak bergejala. Namun, dalam webinar ini, dr. Doni menggarisbawahi terkait tingginya kemampuan reinfeksi Omicron dibandingkan varian lain.

“Yang perlu diperhatikan adalah system layanan kesehatan tangguh untuk mengantisipasi peningkatanan kasus hospitalisasi. Perlunya peningkatan jumlah testing dan tracing juga dibutuhkan untuk mengantisipasi lonjakan kasus yang semakin meningkat ini.”, ungkap dr. Dono.

Selanjutnya adalah penuturan materi dari dr. Tarsisius Glory atau akrab dipanggi dr. Glory sebagai Kepala Puskesmas Bambanglipuro Bantul yang saat ini juga menjabat sebagai PLT Direktur RS Lapangan Khusus Covid-19 Bantul. Beliau menuturkan pengalamannya di lapangan terkait pembangunan dan manajemen shelter berbasis komunitas di wilayah Bantul.

“Saat ini kasus lonjakan covid-19 di wilayah Bantul masih cukup tinggi, sehingga perlu adanya ssinergi dan alur komunikasi yang baik antara RS Lapangan Khusus Covid-19, shelter Kabupatan, shelter desa, serta shelter padukuhan. Syukurnya saat ini kabupaten Bantul sedang mengambangkan hal tersebut.”, imbuhnya.

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh DR.dr. Darwito, Sp.B(K).,Onk dengan materi kedua mengenai strategi dan alur komunikasi RS dan shelter universitas serta oleh Drs. P. Didit Krisnadewara dari Yayasan Syantikara dengan materi mengenai strategi dan alur komunikasi RS dan shelter Yayasan. (Yuga/Reporter)