Winter Course 2022, Membangun Budaya Kesehatan Baru

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM kembali menyelenggarakan kegiatan Winter Course 2022. Tahun 2022 ini, Winter Couse yang diselenggarakan secara blended mengusung tema mengenai “Post Pandemic Life: Lesson Learnt and Future Direction”, yang diselenggarakan selama 2 minggu mulai 24 Januari – 4 Februari 2022.

Acara yang merupakan bentuk kolaborasi antara FK-KMK UGM, Farmasi UGM, dan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM ini diikuti oleh 152 peserta yang terdiri dari 13 mahasiswa Malaysia, Myanmar, Pakistan, serta 139 mahasiswa dari Indonesia.

“Acara Winter Course 2022 memang sangat relevan untuk kondisi saat ini sebagai upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat awam tentang budaya kesehatan baru maupun menjadi langkah preventif dalam mengantisipasi krisis masa depan dengan pendekatan multidisiplin, itu sangat penting,” ungkap Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., SpOG(K)., saat membuka acara Winter Course 2022, Senin (24/1).

Selaras dengan yang diungkapkan Prof. Ova, Dekan Farmasi UGM, Prof. Dr. Satibi, MSi., Apt. juga mengungkapkan bahwa tema yang diusung dalam Winter Course 2022 ini harapannya mampu mengubah budaya setiap orang dalam menghadapi pandemi. Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerjasama FKG UGM, drg. Trianna Wahyu Utami, MDSc., PhD., menambahkan bahwa forum ini menjadi upaya bersama untuk memperkuat kolaborasi antar lintas disiplin ilmu.

Tidak bisa dipungkiri bahwa seluruh elemen masyarakat telah merasakan dampak pandemi Covid-19 kurang lebih selama 2 tahun. Tingginya tingkat risiko infeksi virus SARS-CoV-2 mampu memaksa masyarakat untuk melakukan pembatasan mobilitas hingga berimbas pada aspek sosial, ekonomi, psikososial, bahkan kesehatan mental masyarakat. Hasil survei Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) pada pertengahan tahun 2020 menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden mengalami gejala depresi, kecemasan bahkan stress.

Gejala tersebut tidak hanya dialami oleh penderita Covid-19 namun lebih banyak diderita oleh orang-orang sekitar penderita yang terdampak pandemi. Tidak hanya itu, gejala penderita Covid-19 juga masih dirasakan dalam jangka panjang (long covid) yang memberikan beban tersendiri bagi penderita terutama penyintas dengan faktor penyerta.  Di sisi lain stigma bagi orang yang terkena Covid-19 pada komunitas masyarakat tertentu juga mampu memberikan beban psikososial tersendiri.

Kondisi pandemi Covid-19 yang melandai saat ini seharusnya tidak membuat masyarakat menjadi lalai, apalagi di tengah ancaman gelombang ketiga akibat varian Omicron. Sudah saatnya seluruh elemen masyarakat mempersiapkan diri dengan baik untuk memasuki masa transisi dari pandemi menuju endemi Covid-19, agar mampu hidup berdampingan dengan budaya kesehatan baru. Menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan, mensukseskan program vaksinasi, membatasi mobilitas, menerapkan gaya hidup sehat, mengatur gizi dan asupan nutrisi tubuh, hingga membudayakan kejujuran menjadi bisa menjadi beberapa poin prioritas budaya baru dalam menghadapi masa transisi menuju endemi Covid-19.

Program Winter Course 2022 ini secara umum bertujuan untuk pertama, melibatkan mahasiswa untuk secara aktif mengidentifikasi masalah kesehatan yang muncul dari berbagai aspek (sosial, ekonomi, gaya hidup, dan kesehatan lingkungan) di masyarakat sekaligus membekali mahasiswa untuk merancang program kesehatan masyarakat sebagai solusi dari masalah tersebut. Kedua, melibatkan mahasiswa UGM bekerjasama dengan mahasiswa luar negeri dalam suasana kolaborasi multikultural. Ketiga, menjalin dan meningkatkan paparan kontekstual nasional dan internasional serta kompetensi yang dibutuhkan mahasiswa UGM melalui berbagai kesempatan belajar mandiri bersama mahasiswa perantauan dan satu tenaga ahli kesehatan dari universitas mitra dalam dan luar negeri.

Melalui kegiatan Winter Course 2022 ini harapannya para peserta sebagai calon garda terdepan pelayanan kesehatan mampu melakukan pengayaan ilmu terkait penanganan dan pencegahan Covid-19. Dengan bekal kecukupan pengetahuan tentang Covid-19 tersebut, mereka diharapkan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat agar memiliki keberanian dan kedisiplinan untuk membudayakan kultur kesehatan baru agar mampu hidup berdampingan dengan Covid-19 di masa depan. (Wiwin/IRO)