Menteri Kesehatan RI Membuka Konferensi Etik Internasional di UGM

FK-KMK UGM. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC., CLU turut membuka penyelenggaraan 21st FERCAP Online International Annual Conference, Kamis (9/12), dengan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM sebagai host penyelenggaraan acara.

Menkes RI dalam sambutannya menyampaikan bahwa tantangan kesehatan mulai dari penyakit tidak menular hingga menular seperti pandemi Covid-19 sedang dihadapi Indonesia dan seluruh negara di dunia. Upaya penanganan pandemi telah disususn secara strategis, adaptif, dengan didukung peran epidemiologi untuk memantau level transmisi dan efektivitas respon.

Menkes RI juga menambahkan saat ini upaya penanggulangan pandemi di Indonesia memiliki 5 pilar utama, yakni: deteksi, manajemen kasus, perubahan perilaku, vaksinasi, dan penguatan sistem kesehatan termasuk menjaga sistem kesehatan esensial.

“Penelitian merupakan hal penting di masa pandemi ini, terlebih untuk menjamin ketersediaan produk farmasi dan alat kesehatan. Sebagai new emerging infectious diseases, penanggulangan pandemi memerlukan pengembangan penelitian melalui upaya kerja cerdas, lintas sektor dan konvergensi untuk menemukan inovasi dalam menghadapi Covid-19 dan penyakit lainnya,” ungkap Menteri Budi Gunadi Sadikin.

Pandemi Covid-19 berdampak besar di sektor kesehatan masyarakat, ekonomi global maupun lanskap politik. Hal tersebut ditegaskan Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU., ASEAN Eng., saat memberikan sambutan. “Covid-19 telah menyebarkan alarm dan kepanikan di seluruh dunia untuk memberikan respon penanggulangan secara cepat,” tegasnya.

Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., SpOG(K) dalam sambutannya juga menambahkan bahwa masing-masing negara akan berada dalam beragam tahap kesiapan berbeda dalam menyediakan tinjauan etika penelitian yang relevan dengan pandemi. Dalam hal ini, Prof. Ova menambahkan bahwa peran komite etik harus diperkuat untuk mempersiapkan kecepatan proses, seperti halnya keberadaan protokol penelitian darurat untuk Covid-19.

“Komite etik Penelitian Universitas Gadjah Mada menjadi salah satu upaya untuk mengurangi risiko terkait dengan kemungkinan penyimpangan yang mungkin terjadi dalam proses melakukan penelitian. Oleh karena itu, proses penelitian diharapkan dilakukan dengan baik, berdasarkan integritas dan etika, dan memastikan keselamatan semua makhluk hidup yang terlibat dalam penelitian,” ujarnya.

Acara yang digelar tanggal 9-11 Desember 2021 secara daring ini dihadiri lebih dari 300 peserta dari berbagai negara seperti: Bhutan, Ethiopia, India, Indonesia, Japan, Malaysia, Myanmar, Nepal, Norway, Philippines, South Korea, Sri Lanka, Switzerland, Taiwan, Thailand, dan USA, termasuk FERCAP Chair, Kenji Hirayama (Wiwin/IRO)