Mencari Sifat Dalam Jiwa yang Merdeka

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mengadakan siraman rohani Pasinaon Piwulang Luhur yang ke-7 kali dengan tema “Ikhtiar, Sabar, dan Tawakkal sebagai Cermin Jiwa yang Merdeka” secara daring dalam bentuk talkshow melalui platform Zoom dan Kanal Youtube FK-KMK UGM pada Jumat (17/09) yang menghadirkan pemateri Emha Ainun Nadjib atau akrab disapa Cak Nun.

Pada kesempatan ini, hadir Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Ph.D, SpOG(K), selaku Dekan FK-KMK UGM yang memberikan sambutan. “Forum Pasinaon Piwulang Luhur yang ketujuh ini harapannya masih tetap menjadi lilin-lilin kecil untuk mewujudkan karakter dan akhlak yang mulia, kita juga berharap bahwa forum ini akan terus berkelanjutan untuk tetap menyebarkan energi positif dilingkungan civitas akademika FKKMK UGM” harap beliau.

Beliau juga manambahkan bahwa. “Topik kali ini mengenai iktiar, sabar dan tawakkal sebagai cermin jiwa yang merdeka Kita perlu melihat apa sebenernya jiwa yang merdeka itu, apakah yang bebas dapat berbuat sesuka hati seuai keinginan atau yang terbebas dari angan-angan yang tak sejalan dengan kehendak Tuhan, atau malah terbebas dari murka dan laknat Tuhan, karen ridho Tuhan tidak hanya lagi dalam sebuah bayangan. Memang bukan suatu hal mudah untuk mendapatkan jiwa yang tenang, senantiasa ridho dan diridhoi oleh Allah SWT. Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat kita pecahkan dan diskusikan bersama dalam acara pada siang hari ini.” sambutnya.

Acara dimulai dengan pertanyaan dari moderator, dr. Eddy Supriyadi PhD, Sp.A(K), mengenai sifat-sifat apa saja dari Nabi Muhammad SAW yang bisa menuntun manusia ke arah jiwa-jiwa yang merdeka.

Cak Nun memberikan jawaban: “Allah sendiri merumuskan Nabi Muhammad SAW dengan empat sifat. Pertama, Sidiq artinya bersungguh-sungguh. Kedua, amanah yang artinya dapat dipercaya. Ketiga, Fatonah artinya mendapatkan kecerdasaran secara rasional maupun spiritual. Keempat, Azizun Allaihi Ma’anitum artinya tidak tega melihat orang menderita. Ini biasanya bisa menjadi sifat baik untuk para pemimpin, karena memiliki sifat tidak tegaan melihat rakyatnya kesusahan.”

Dalam akhir materinya Cak Nun menjelaskan bahwa “supaya menjadi merdeka itu kita harus menjadi be yourself yang tidak terkontaminasi apapun, semua itu harus dimulai dengan mengenali diri sendiri supaya kita dapat mengerti subyeknya seperti apa.” pungkasnya. (Yuga/Reporter)

Untuk menyimak tausiyah lebih lanjut dapat melalui video di bawah ini.

Berita Terbaru