Optimalisasi Intervensi Tes HIV Ibu Hamil melalui Kunjungan Rumah

FK-KMK UGM. Penularan HIV dari ibu ke anak masih menjadi tantangan utama di negara berkembang. Kasus AIDS baru, mayoritas diderita oleh usia reproduksi 15-49 tahun dan kelompok ibu rumah tangga sebanyak 15%. Apabila terjadi kehamilan pada rentang kelompok ini maka akan berpotensi menularkan infeksi HIV ke bayinya.

“Program pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak (PPIA) menjadi andalan selama lebih dari 20 tahun sebagai program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak, yang dalam pelaksanaanya mengoptimalkan profilaksis,” ungkap Dhesi Ari Astuti, S.Si.T., M.Kes saat menjalani ujian terbuka promosi Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Rabu (25/8) yang digelar secara daring.

Dhesi juga menambahkan bahwa PPIA telah terbukti menjadi intervensi efektif untuk meningkatkan Kesehatan ibu dan anak. “Untuk negara maju bahkan, risiko penularan dari ibu ke anak bisa ditekan hingga kurang dari 2% karena layanan PPIA tersedia dan dilaksanakan secara optimal. Ini berbeda dengan negara berkembang atau negara miskin, dengan minimnya akses pelayanan, maka risiko penularan berkisar antara 25%-45%,” imbuhnya.

Data dari Kementerian Kesehatan RI (2015), menyatakan bahwa rendahnya pengetahuan dan informasi tentang penularan dari ibu ke anak selama hamil 38,1%; saat persalinan 39%; dan 37,4% saat menyusui.

Pelaksanaan tes HIV sebagai bagian dari PPIA di Indonesia merupakan kewajiban mandatori pada ibu hamil yang dilakukan satu kali pada saat kunjungan ANC pertama.

“Studi meta-analisis yang dilakukan terdahulu menyimpulkan bahwa metode kunjungan rumah bisa menjadi salah satu upaya promosi kesehatan terbaik dalam mencegah PPIA dari ibu ke bayi,” tegas Dhesi yang menggiatkan penelitian “Pengaruh Intervensi Home Based terhadap Intervensi Tes HIV Ulang pada Ibu Hamil di Puskesmas Wilayah DIY” ini.

Penelitian mixed methods dengan promotor Prof. dr. Mohammad Hakimi, SpOG(K)., PhD., tersebut berhasil membawa Dhesi Ari Astuti menjadi Doktor UGM ke- 5.256 dengan predikat cumlaude IPK 3,85 (Wiwin/IRO).

Berita Terbaru