FK-KMK. Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021 menggelar webinar dengan tema “Penguatan Komitmen Untuk Berhenti Merokok di Era Covid-19” sebagai bentuk komitmen untuk mendukung program pengendalian tembakau. Webinar yang berlangsung hampir dua jam ini diselenggarakan secara daring melalui Platform Zoom dan Kanal Youtube Departemen HBES FKKMK UGM, Senin (31/5).
Webinar yang dimoderatori oleh Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes., Sekretaris Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan FK-KMK UGM, menghadirkan tiga narasumber dari Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial FK-KMK UGM yaitu Prof. Dra. R.A. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D., dengan topik “Penguatan komitmen berhenti merokok melalui konseling dan klinik berhenti merokok”; Dr. Dra. Retna Siwi Padmawati, M.A., dengan topik “Program Rumah Bebas Asap Rokok (RBAR) sebagai penguat komitmen masyarakat berhenti merokok”; dan dr. Bagas Suryo Bintoro, Ph.D., dengan topik “Manfaat berhenti merokok di masa pandemic Covid-19”.
Menurut Dr. Siwi melansir dari data using tobacco daily tahun 2015 angka penggunaan tembakau di Indonesia tidak pernah turun tercatat 66,6% lebih banyak dari pada rata-rata di negara-negara dengan medium-human index development. Data di Indonesia, sebanyak 97 juta orang terpapar asap rokok orang lain (menjadi perokok pasif) di rumah. Sebanyak 47% diantaranya adalah anak-anak. Padahal, hasil penelitian menunjukkan bahaya asap rokok orang lain terhadap wanita dan anak-anak dapat mengakibatkan aborsi spontan, berat badan lahir rendah, gangguan fungsi paru dan pernafasan.
“Rumah Bebas Asap Rokok (RBAR) sudah diterapkan di banyak negara dan berhasil sukses. Harapannya dapat mengurangi konsumsi harian rokok dan juga meningkatkan kemungkinan untuk berhenti merokok” ungkap Dr. Siwi.
Uji coba RABR sudah dilakukan di Yogyakarta dengan langkah-langkah sebagai berikut: Lomba banner dan survey prevalensi dan potensi; Proof-of-Concept: FGD dan wawancara; Pengembangan materi intervensi/edukasi; Uji coba intervensi di 4 RW; Kolaborasi dan kegiatan bersama Dinas Kesehatan; dan Perluasan cakupan.
Hasil dari RABR ini mengubah norma merokok sebagai penguat komitmen berhenti merokok. “Norma sosial berubah karena beberapa perokok menyatakan bahwa mereka merasa malu bila terlihat merokok di dalam atau bahkan hanya di dekat rumah, tidak ada konflik jika istri mengingatkan agar suami merokok di luar rumah, dan warga merasa bangga dengan kegiatan serta sering berbicara tentang berhenti merokok setelah deklarasi” jelas Dr. Siwi.
Diskusi yang berlangsung sangat interaktif ini juga dihadiri oleh kurang lebih 200 peserta dari berbagai kalangan, mahasiswa dan segenap sivitas UGM. (Arif AR / Reporter)
Selengkapnya: https://youtu.be/DY_2uUugy_c