FK-KMK UGM. Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menggelar kegiatan BreaK “Bicara tentang Kualitatif” sesi ke tujuh dengan mengangkat tema “Grounded Theory”. Kegiatan yang berlangsung selama satu jam ini dilakukan secara daring melalui platform Zoom dan kanal YouTube HPM FK UGM, Jum’at (28/5).
Sinta Kristanti, S.Kep., Ns., M.N., Ph.D., Dosen Ilmu Keperawatan FK-KMK UGM selaku narasumber pada kegiatan BreaK kali ini, menjelaskan bahwa “grounded theory adalah suatu desain penelitian kualitatif yang bertujuan untuk melihat interaksi dalam upaya memahami dan mengidentifikasi hubungan antara ide dan konsep atau dengan kata lain untuk menyusun teori,” jelasnya.
Pada tahun 1967, grounded theory disusun oleh dua pakar sosiolog di bidang kesehatan yang bernama Barney Glaser dan Anselm Strauss. Mereka melakukan penelitian tentang bagaimana tenaga kesehatan membagikan proses kematian kepada keluarga. Sehingga menghasilkan buku yang berjudul “The Discovery Grounded Theory Strategies for Qualitative Research”. Sejak saat itu grounded theory mulai terkenal luas.
Seiring berjalannya waktu, kedua pakar ini memiliki muatan yang berbeda. “Glaser cenderung lebih bebas bagi peneliti untuk mengeksplorasi data. Sedangkan Strauss berpikir kalau peneliti tidak diberikan Batasan-batasan, maka peneliti akan memiliki kelemahan dalam penelitiannya, sehingga perlu adanya panduan. Pada tahun 1990, Glaser menerbitkan buku yang berjudul theoretical sensitifity. Sedangkan tahun 1995, Strauss dan Juliet Corbin menerbitkan buku yang berjuduk basic qualitative research,” tutur Sinta.
“Kemudian muncul tokoh baru yang bernama Kathy Charmaz, yang lebih cenderung mendukung teori dari Strauss dan Corbin. Lalu beliau menerbitkan buku berjudul constructing grounded theory,” imbuhnya,
Ketiga tokoh memiliki sudut pandang yang berbeda. “Jangan lupa bahwa grounded theory memiliki beberapa tipe. Jadi, perlu mencermati dan memilih sesuai dengan research questions yang cocok. Sehingga butuh banyak membaca, terutama bukunya,” pungkasnya. (Arif AR/Reporter)
Selengkapnya penjelasan di link: https://youtu.be/EL7wUsuGuOw