Aktif Olahraga di Bulan Ramadhan

FK-KMK UGM. “Beraktivitas fisik saat berpuasa harus memperhatikan beberapa hal. Pertama, berpuasa itu tidak makan sekitar 12-14 jam sehingga sumber energi berbeda dengan saat tidak berpuasa. Kedua, selain tidak makan juga tidak minum padahal kebutuhan cairan sangat penting untuk beraktivitas fisik. Oleh karena itu, kedua hal tersebut harus dipertimbangkan,” papar pakar fisiologi olahraga di Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, dr. Rakhmat Ari Wibowo, M.Sc, Rabu (14/4) saat memberikan paparan di Raisa Radio dengan topik “Aktif Olahraga di Bulan Ramadhan”.

Saat berpuasa disarankan untuk berolahraga bertipe aerobik yang ringan hingga sedang. Karena, saat berolahraga dengan intensitas ringan atau sedang, mayoritas menggunakan sumber energi dari lemak. Hal itu terjadi disebabkan saat berpuasa asupan glukosa berkurang. “Peluang bagi yang ingin menurunkan berat badan, karena pada saat berolahraga dengan intensitas ringan hingga sedang akan membakar lemak-lemak tubuh dan cadangan energi glukosa tidak banyak digunakan, sehingga tidak mudah lapar,” imbuh dr. Rakhmat.

Olahraga dari segi intensitasnya dibagi menjadi tiga yaitu ringan, sedang, dan berat. Untuk mendapatkan ukuran yang presisi dapat menggunakan dengan mengukur denyut nadi. Namun untuk pengukuran sederhananya dapat menggunakan dengan talk test yakni untuk intesitas ringan seseorang masih mampu bernyanyi setelah berolahraga, intensitas sedang seseorang masih mampu bercakap-cakap setelah oahraga, dan untuk intensitas berat seseorang bercakap dengan terengah-engah setelah berolahraga.

“Olahraga dengan intensitas berat sumber energi utama yang digunakan berasal dari cadangan glukosa, saat berpuasa tidak ada asupan glukosa dan karbohidrat lainnya. Jadi kalau kita melakukan olahraga berat lalu cadangan glukosa dibakar, akibatnya ketika cadangan glukosa menurun tubuh merasa lemas dan lapar. Sehingga tidak disarankan melakukan olahraga dengan intensitas berat saat berpuasa,” pesan dr. Rakhmat. (Arif AR/Reporter)

Berita Terbaru