Kerentanan Perokok di Masa Pandemi Covid-19

FK-KMK UGM. Virus Corona membutuhkan reseptor Angiotensin Converting Enzyme-2 (ACE-2) untuk melekat di saluran pernapasan. Virus Covid-19 dapat masuk ke organ tubuh melalui reseptor yang cocok dengan protein dinding luar virus. Nikotin yang ada dalam tembakau dapat mengaktifkan reseptor ACE-2. Oleh karenanya, merokok dapat meningkatkan tampilan reseptor yang diinginkan virus menjadi lebih terlihat sehingga virus dapat masuk ke dalam organ, mendapatkan makanan dan berkembang. Pakar Penyakit Dalam Spesialis Paru FK-KMK UGM dr. Sumardi, Sp.PD., KP., FINASIM menjelaskan dalam seminar bertajuk “Kerentanan Perokok di Masa Pandemi Covid-19” pada Kamis (30/04) melalui platform Zoom dan Streaming YouTube. Seminar yang diikuti hampir 250 peserta ini digelar untuk berbagi informasi dari para ahli mengenai kerentanan para perokok dalam masa pandemi Covid-19.

Menurut dr. Sumardi, secara evidence merokok memang mengakibatkan kerusakan saluran napas dan jaringan paru, sehingga berakibat terjadi Penyakit Paru Obstruktif Kronis (COPD). Kemudian juga nikotin yang terdapat pada tembakau meningkatkan ekspresi reseptor ACE-2 sehingga memudahkan masuknya virus corona ke dalam paru dan organ lain yang juga memiliki reseptor ACE-2, baik jantung, ginjal, pembuluh darah, saluran cerna dan mengakibatkan kerusakan organ. Hal itu mengakibatkan penanganan yang lebih rumit di rumah sakit.

Dalam hal ini Guru Besar Promosi Kesehatan FK-KMK UGM Prof. Dra. RA. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D juga memaparkan beberapa kebiasaan merokok yang dapat meningkatkan risiko Covid-19. Salah satu kebiasaan merokok yang dapat meningkatkan risiko Covid-19, WHO mengungkapkan bahwa merokok melibatkan kontak jari tangan dengan bibir secara intens yang membuka peluang bagi virus untuk berpindah dari tangan ke mulut.

Beberapa tips intervensi berhenti merokok yang telah diadopsi dan disederhanakan, diantaranya mewujudkan niat positif para perokok untuk berhenti merokok. Juga memberikan banyak dukungan sehingga tidak ada kendala bagi perokok untuk mewujudkan perilaku berhenti merokok. Kemudian juga memberikan keterampilan untuk mengubah kebiasaan, salah satunya keterampilan untuk menolak ajakan merokok dengan bijak. “Ketika seorang perokok menginginkan untuk berubah, diperlukan kesiapan, keinginan, dan kemampuan untuk berubah”, ungkap Prof. Yayi.

Saat ini Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan FK-KMK UGM masih membuka layanan konseling dukungan berhenti merokok. Layanan ini bertujuan untuk semua masyarakat (perokok maupun non perokok) yang ingin mendapatkan informasi maupun dukungan untuk berhenti merokok. Masyarakat dapat menghubungi melalui sms, telepon, atau whatsapp pada pukul 09.00 hingga 12.00 WIB melalui nomor +62 813-2801-7677 (Senin, Rabu, Jumat) dan +62 812-2691-383 (Selasa, Kamis).

Seminar yang diselenggarakan oleh Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Kanal Pengetahuan FK-KMK UGM juga menghadirkan pembahas I Made Kerta Duana, SKM., MPH., Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Provinsi Bali dengan moderator Dr. Dra. Retna Siwi Padmawati, MA., Ketua Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan FK-KMK UGM. (Vania Elysia/ Reporter)

Berita Terbaru