Bisnis Beretika VS Mafia

FK-KMK UGM. Potensi solusi yang ingin disuarakan adalah segera dilakukan penetapan dan pengawasan standar produk dan cara produksi yang benar. Hal ini sudah dilakukan dalam beberapa produk seperti hazmat. Juga bagi produsen baru seperti perusahaan textile atau garment mungkin harus dilakukan pembinaan dan pengawasan infrastruktur lingkungan produksi, sarana produksi, penanganan produk jadi atau bahan baku dan lain sebagainya. Seperti yang dipaparkan Irwan Hermanto (Bidang Perdagangan Gakeslab Indonesia) yang membawakan topik tentang “Kronologis Permasalahan dan Potensi Solusi Pengadaan Alkes di Masa Covid-19” dalam serial kesembilan Twice Weekly Covid-19 Webinar bertemakan Pandemi Covid-19:  “Alat Kesehatan dan Laboratorium Penyelamat Nyawa: Bisnis Beretika VS Mafia, Selasa (29/04) pukul 13.00 – 15.00 WIB melalui platform Webinar dan YouTube.

Irwan juga mengungkapkan potensi solusi yaitu semua mata rantai impor sampai distribusi dikembalikan pada pemain alkes sesuai sistem perizinan yang sudah ada, yang sudah memiliki Sertifikat Distribusi Alat Kesehatan (SDAK). Lebih dari 3000 perusahaan telah memiliki SDAK dan semua sudah melalui proses pembinaan Kemenkes RI. Potensi solusi lainnya yaitu senantiasi melakukan pemetaan kebutuhan dan perencanaan pengadaan.

Dalam webinar ini juga hadir narasumber Satrija Sumarkho, Ketua Dewan Etik Gakeslab Indonesia, dengan topik “Pertimbangan Etika dalam Mengambil Keputusan di Saat Genting”. Satrija mengungkapkan etika pengadaan alkeslab di masa Covid-19 bahwa semua perusahaan dan semua produsen harus memahami dulu permasalahan atau risiko yang akan dihadapi. Sebagai pengusaha harus beretika dalam berbisnis yaitu dengan memahami risiko-risiko apabila produk yang dihasilkan tidak baik akan menimbulkan risiko juga bagi para pemakainya. Oleh karena itu dihimbau untuk semua anggota yang tergabung dalam Gakeslab Indonesia bahwa jangan sampai membuat produk yang tidak bermutu dan jangan sampai melakukan penimbunan produk.

Turut hadir pula Maura Linda Sitanggang, Mantan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Farmalkes) Kemenkes RI dengan topik “Pencegahan Tumbuhnya Mafia dalam Pengadaan Alkes di Masa Pandemi Covid-19 – Gagasan dan Solusi” serta Paulin Arifin, praktisi anti korupsi, serta pembahas drg. Arianti Anaya, MKM., Sekretaris Direktorat Jenderal Farmalkes Kemenkes RI

Sekretaris Jenderal Perkumpulan Organisasi Perusahaan Alat-alat Kesehatan & Laboratorium (Gakeslab) Indonesia, dr. Randy H. Teguh, MM. selaku moderator menuturkan, “memang sangat disayangkan dengan adanya wabah, baru saat ini alat kesehatan menjadi primadona. Tetapi memang mudah-mudahan primadona ini menjadi yang terbaik untuk kita semua dimana industri dalam negeri untuk alat kesehatan menjadi bertumbuh, pelaku usaha alat kesehatan untuk importir, produsen, dan distributor menjadi lebih baik, dan tetap mengikuti peraturan tetapi juga harus beretika.”

“Harapannya dengan webinar ini dapat mencari hal yang positif, bukan mencari yang salah akan tetapi mencari solusinya ”, ungkap Dr. dr. Supriyantoro, Sp.P., MARS, Ketua Umum IKKESINDO yang juga merupakan anggota Dewan Penyantun PERSI saat memberikan pengantar.

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama bersama kolaborasi sembilasbelas lembaga terkait lainnya, yaitu Ikatan Konsultan Kesehatan Indonesia (IKKESINDO), Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia (KREKI), Indonesia Healthcare Forum (IndoHCF), Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Perhimpuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Telkom Indonesia, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), dan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), dan lembaga lain,  kembali menyelenggarakan webinar dengan tema “Isu Strategis Pandemi Covid-19: Harapan – Kenyataan – Solusi. (Vania Elysia/Reporter)