Cegah Kematian Ibu dan Bayi dengan Ketahanan Keluarga

FK-KMK UGM. Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi, Pokja Kesehatan Ibu dan Anak, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menyelenggarakan seminar dengan topik Ketahanan Keluarga dalam Upaya Penurunan AKI dan AKB di Indonesia pada Kamis (21/3) di Auditorium lt. 1 Gedung Tahir.

“Angka kematian ibu dan bayi masih saja naik turun, padahal segala upaya kesehatan sudah dilakukan. Pokja KIA melihat bahwa mungkin ada sisi lain yang perlu kita perhatikan juga selain dari sisi kesehatan, yaitu ketahanan keluarga,” tutur dr. Arida Oetami, M.Kes saat membuka acara seminar.

Pada kesempatan tersebut, selain mengundang pakar di bidang kesehatan, seminar juga mengundang beberapa ahli dari lintas profesi seperti Prof. Dr. Tina Alfatin, M.Si dan Ibu Diana Setyawati, M.HSc. Psy., Ph.D dari Fakultas Psikologi UGM, Ir. Rony Primanto Hari Kadis Kominfo Yogyakarta serta GKR Hemas ketua PKK DIY.

Dalam paparannya, Prof. Tina menyebutkan bahwa untuk membentuk keluarga yang sehat maka dimulai sejak persiapan pembentukan keluarga. “Persiapan pembentukan keluarga dalam rangka membentuk suatu keluarga yang tangguh mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan juga nilai-nilai ,” jelasnya. Beliau juga menegaskan bahwa nilai “mimi lan mintuni” dan “bibit bebet bobot”, kearifan lokal yang telah lama mengakar dalam tradisi Jawa tersebut seyogyanya dipertahankan sebagai modal untuk membentuk ketahanan keluarga.

Dari sisi kesehatan reproduksi, Prof. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D yang juga merupakan Dekan FK-KMK UGM menuturkan bahwa angka kematian ibu dan bayi dapat dicegah melalui pre-conseption care, “ Anemia, gizi masih ternyata hari ini masih menjadi masalah yang setidaknya menyebabkan kematian sebesar 20%. Hal tersebut bisa dicegah, lalu apakah dicegahnya pada saat hamil? Tidak, melainkan dipersiapkan sejak jauh hari sebelum hamil bahkan sejak remaja.”

Menjembatani kedua hal tersebut, Prof. Siswanto Agus Wilopo, SU., M.Sc., Sc.D membuka wawasan audiens mengenai kaitan ketahanan keluarga dengan kesehatan reproduksi. “Salah satu fungsi keluarga adalah reproduksi. Kesehatan reproduksi jelas terbukti sangat penting dalam hal yang menjamin sosial, ekonomi dan perkembangan sumber daya manusia kedepan,” tutur Prof. Siswanto.

Lebih lanjut, seminar yang juga disiarkan secara webinar tersebut ditutup dengan sesi tanya jawab kepada narasumber. Beberapa audiens tampak antusias mengajukan beragam pertanyaan terkait tema seperti female genital mutilation, hingga upaya brigding antar generasi usia untuk membentuk suatu ketahanan keluarga. (Alfi/Reporter)