FK-KMK UGM. Glocal menjadi semangat Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM untuk mengembangkan setiap program institusi. “Menjadi global bukan hanya sebagai prestise saja, tetapi juga harus mempunyai relevansi dan dampak nyata bagi masyarakat”, tegas Wakil Dekan Bidang Kerjasama FK-KMK UGM, dr. Yodhi Mahendradata, MSc., PhD., Rabu (6/3) di gedung KPTU lantai 2 saat memberikan keynote speech dalam lokakarya dan tukar pengalaman strategi tampil di dunia global.
Glocal memang memiliki 2 karakter sekaligus yakni global dan lokal. Dalam hal ini, pemikiran global harus dikembangkan secara lokal. Dr. Yodhi juga memaparkan beberapa kegiatan FK-KMK UGM yang sudah Glocal di antaranya adalah program WHO-TDR, Inisiasi FAIMER, Cochrane Indonesia, World Mosquito Program, Rotavirus dan beberapa kegiatan lain.
“Intinya bahwa kegiatan ataupun program kedokteran itu harus bisa mengangkat masalah lokal (local wisdom), dikembangkan dengan pemikiran global, dan bisa diimplementasikan kembali untuk kepentingan masyarakat lokal,” imbuhnya.
Kegiatan yang diselenggarakan atas inisiasi organisasi KAGAMA Kedokteran ini secara umum bertujuan untuk: pertama, memberikan dorongan dan bantuan teknis untuk mengembangkan program inovatif institusi yang bisa ditampilkan sebagai rujukan di dunia global. Kedua, memberikan dorongan bagi staf akademik/alumni untuk menampilkan karya-karya dan menjadi narasumber di dunia global.
Beberapa narasumber yang telah berkiprah di kancah internasional juga berbagi pengalaman mengenai capaian karir profesinya. Mulai dari Dr. Budiono Santoso yang pernah menjadi WHO Expert on Pharmaceutical, Prof. Dr. Sri Soeparyati Soenarto, SpA(K), peneliti Rotavirus dan penerima Doctor Honoris Causa University of Melbourne, serta Prof. Sri Suryawati, former Vice President United Nations, International Narcotics Control Board, Austria. (Wiwin/IRO)