FK-KMK UGM. Ekstrak pegagan dapat memperbaiki disfungsi otot pada usia lanjut. Dr. dr. Ida I Dewa Putu Pramantara Setiabudi, Sp.PD-Kger menyampaikan hasil penelitiannya pada promosi doktor Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM (FK-KMK UGM). Hasil penelitiannya terbukti bahwa ekstrak pegegan dapat mempertahankan massa otot, meningkatkan kekuatan genggam tangan, dan tes jalan 6 menit hampir 2 kali dibandingkan placebo. Di Thailand sudah ada penelitian sebelumnya bahwa pegagan sebagai tanaman telah terbukti aman dikonsumsi dan telah ada penelitian tentang pengaruhnya pada kekuatan genggaman tangan, tes 30 detik duduk berdiri, tes jalan 6 menit, dan kualitas hidup usia lanjut sehat.
Dampak dari proses menua terjadi pada semua jaringan dan sistem tubuh dengan kecepatan dan besar yang bervariasi antar individu. Massa otot pada usia 50 tahun keatas mengalami penurunan sekitar 1-2% pertahun dan kekuatan otot akan menurun sebesar 1,5% pertahun, sedangkan pada usia diatas 60 tahun penurunan ini semakin cepat hingga 3% pertahun. Penurunan massa otot ini menyebabkan hilangnya mobilitas dan meningkatkan risiko jatuh pada usia lanjut. Konsumsi antioksidan dapat meningkatkan performa dan kekuatan fisik, serta latihan fisik aerobik dan tahanan dapat memperbaiki metabolisme dan fungsi otot serta memperlambat hilangnya massa otot.
Pegagan secara tradisional telah digunakan untuk berbagai hal dan uji toksisitas ekstrak airnya menunjukkan toksisitas yang rendah. Kajian farmakologik tentang mekanisme aksi yang berkaitan dengan perbaikan mobilitas usia lanjut adalah efek antioksidan, stimulasi pembentukan hyaluronidase dan chondroitin sulphate, efek terhadap sistem saraf pusat, efek anti-drepesan, dan meningkatkan kognitif.
Pada tahun 2020 Indonesia telah diprediksi oleh World Health Organization (WHO) (tahun 1989) akan menjadi negara dengan jumlah usia lanjut terbesar ke-6 di dunia. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2014, menunjukkan jumlah usia lanjut tahun 2014 mencapai 20,24 juta jiwa dari seluruh penduduk Indonesia. Hal ini berkaitan dengan peningkatan usia harapan hidup rerata penduduk Indonesia (tahun 2020-2025) meningkat dari 67,8 tahun menjadi 73,6 tahun (data world population aging, 2013).
Peneliti merupakan doktor ke-4246 di UGM, bertindak sebagai promotor Prof. Dr. dr. Nyoman Kertia, Sp.PD-KR. (Dian/IRO)