70th Berkarya Menangani Muscular Dystrophy

FK-KMK UGM.  Perjalanan selama 70th  untuk berkarya di bidang kedokteran termasuk untuk berjuang mendampingi penderita Muscular Dystrophy memang tidak mudah. Akan tetapi, perjuangan ini ditekuni seorang Guru Besar bidang kesehatan anak Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK UGM), Prof. dr. Sunartini, SpA(K)., PhD.

“Prof. Sunartini sudah banyak merawat pasien Muscular Dystrophy. Beliau sangat berjasa dalam pelayanan tersebut, paling telaten. Memang outcome yang sempurna belum bisa dicapai karena keterbatasan sarana prasarana, tetapi setidaknya, pelayanan ini bisa menjadi upaya untuk meningkatkan kualitas hidup penderita. Semoga apa yang telah beliau rintis bisa dilanjutkan oleh staf muda,” terang Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK-KMK UGM, Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K)., MPH., Ph.D.

Di sisi lain, direktur RSA UGM, dr. Arief Budiyanto, ph.D.,Sp.KK(K)., mengungkapkan bahwa selama ini, Prof. Sunartini telah memperkenalkan bagaimana cara kerja interprofesional team work di lingkungan Rumah Sakit. “Melalui proses itu, ada keterlibatan seluruh pemberi asuhan pasien. DMD bukan hanya ditangani dokter anak saja tetapi oleh dokter bedah, rehab medis dan lain sebagainya. Melalui perawatan terintegrasi, Prof. Sunartini telah memperkenalkan proses itu kepada kami,” ungkapnya.

Wakil Dekan Bidang  Penelitian FK-KMK UGM, dr. Yodhi Mahendradhata, MSc., PhD., menegaskan bahwa forum Simposium dan Workshop Muscular Dystrophy yang diselenggarakan oleh Pokja Genetik, Kamis (20/9) di Auditorium Pascasarjana Tahir Foundation, sekaligus menjadi bentuk apresiasi terhadap Prof. dr. Sunartini, SpA(K)., PhD., yang telah mendedikasikan karya dan perjuangannya selama 70th  di bidang Muscular Dystrophy. Dalam kesempatan itu pula, Prof. Sunartini meluncurkan buku biografi perjalanan karya selama 70th.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak memberikan dukungan. Dan saya bersyukur diberikan kesempatan untuk berkaraya dan belajar di kampus ini”, ungkap Prof. Sunartini. (Wiwin/IRO)

Berita Terbaru