Mendulang Kesuksesan dari Kegagalan

FK-KMK UGM. Siapa pernah berpikir, bahwa kegagalan telah membawa seseorang berhasil mendulang kesuksesan. Inilah yang terjadi pada dr. Gideon Hartono, salah satu sosok alumni Fakultas Kedokteran UGM tahun 1983. Kegagalan meraih cita-cita sebagai dokter spesialis mata, membawanya pada perjalanan profesi lain, yakni menjadi wirausaha.

“Kegagalan itu membawa sebuah perenungan mendalam, bahwa saya masih bisa berkarya dengan jalan lain. Saya masih bisa menjadi mitra kerja dokter untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” ungkapnya saat mengisi kuliah umum S2 Ilmu Kedokteran Klinik Rabu (5/9) di ruang Theater gedung perpustakaan FK-KMK UGM.

Perjalanan karir sebagai pengusaha sekaligus pemilik Apotek K-24 memang membuahkan hasil. Beberapa penghargaan pun telah diraih dr. Gideon, di antaranya adalah The Best Enterprise 2006 maupun KR Award. Selain usaha apotek, dirinya juga mengembangkan pelayanan di bidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan seperti mendirikan SMK Kesehatan Pelita Bangsa maupun Sekolah Budya Wacana.

“Sukses adalah saat orang berhasil mencapai tujuan hidupnya. Saya percaya, bahwa masing-masing manusia diciptakan sesuai tujuan Tuhan. Proses perjalanan untuk mencapai itu adalah sebuah pergulatan hidup yang kita masing-masing harus menemukannya,” ujarnya.

Saat presentasi, dokter yang memiliki hobi fotografi ini juga menyoal revolusi industri keempat (industri 4.0). Dirinya menekankan bahwa era disrupsi ini membawa manusia pada sebuah ekosistem baru yang menuntut kesiapan diri, terutama bagi wirausaha. Pertama, harus mampu melihat atau menciptakan peluang usaha yang menguntungkan. Kedua, mampu menggali dan mengelola sumber daya dan risikonya. Ketiga, berani melangkah dan menanggung risiko.

Sukses menjadi wirausaha bukan berarti kekayaan menjadi motivasi utama dalam berkarya. “Dorongan etik moral dalam diri kita yang membedakan arah langkah perjalanan pilihan hidup . Semangat melayani untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat itu harus menjadi aspek etis yang harus kita pegang, terutama saat menyandang gelar sebagai profesional kesehatan,” pesannya. (Wiwin/IRO)