FK-KMK UGM. Menurut WHO, perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berkaitan dengan penyakit mengancam jiwa. Upaya tersebut diimplementasikan berupa tindakan pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial, dan spiritual. Dalam konteks ini, rumah sakit berperan sebagai salah satu tempat perawatan paliatif, terutama untuk pasien yang harus mendapatkan pengawasan ketat, tindakan khusus, atau peralatan khusus.
Pada 30 Agustus 2018, Dr. Christantie Effendy, S.Kp, M.Kes selaku Kepala Departemen Keperawatan Medikal Bedah FK-KMK UGM membuka acara ‘Workshop Developing A Palliative Team in Hospital and University’ di Hotel Santika, Yogyakarta. Acara yang merupakan bagian dari program World Class Professor tersebut diikuti oleh perwakilan tim paliatif RSUP dr. Sardjito, tim paliatif RS Akademik UGM, dan perwakilan masing-masing divisi keperawatan di FK-KMK UGM.
World Class Professor merupakan program sponsor dari Kementerian RISTEKDIKTI yang mengharuskan para ilmuwan Indonesia berkolaborasi dengan ilmuwan dari luar negeri, khususnya dalam acara ini bertujuan untuk membangun dan mengembangkan keperawatan paliatif di FK-KMK UGM dan rumah sakit jejaringnya. Profesor kelas dunia yang diundang adalah Prof. Wen-Yu Hu dari National Taiwan University. Selain karena perawatan paliatif di Taiwan sangat maju, budaya negara tersebut dengan Indonesia masih terbilang dekat sehingga poin tersebut juga dijadikan pertimbangan guna mengembangkan unit paliatif di Yogyakarta.
Acara dimulai dengan penyampaian materi utama berjudul ‘How to starting a palliative team in hospital and university: Lesson learned from Taiwan’ oleh Prof. Wen-Yu Hu. Pemaparan tersebut memberikan inspirasi mulai dari mencari tempat yang sesuai sebagai lokasi unit paliatif dalam rumah sakit, memilih nama unit yang tepat, berkomunikasi dengan disiplin ilmu lain, dan pentingnya peranan leader dalam membangun unit tersebut. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan diskusi dan presentasi terkait perkembangan tim paliatif dari masing-masing institusi. Topik yang diusung adalah identifikasi SWOT dalam mengembangkan unit paliatif dan formulasi plan of action dari setiap institusi.
Tidak hanya pembentukan plan of action, World Class Professor diharapkan juga akan menghasilkan naskah publikasi yang diakui jurnal internasional terindeks Scopus, Thomson Reuters, dan pengindeks lain yang setara. Selain program dari FK-KMK UGM yang mencakup keperawatan, asuransi, bioetika, dan antropologi kesehatan, terdapat lima program dari fakultas lain di UGM yang berjalan secara simultan. Program besar yang dimulai sejak Mei hingga November 2018 tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para peneliti muda dalam pendidikan dan publikasi. “Kami harapkan acara ini bisa menghasilkan satu paper yang menjadi tanggung jawab bersama,” ujar dr. Nur Azid Mahardinata mengajukan target.
Perawatan paliatif merupakan pendekatan holistik yang dilakukan untuk membantu pasien menyelesaikan masalahnya baik fisik maupun psikososial. Bukan untuk mempercepat atau menunda kematian, perawatan tersebut akan lebih berfokus pada penyampaian edukasi untuk pasien dan mendengarkan keluhannya, membebaskan mereka dari rasa nyeri dan gejala penyakit lain, serta memberi dukungan agar pasien merasa bermakna di akhir waktu kehidupannya. “Take care of the last minute,” kata Prof. Wen-Yu Hu menutup pemaparan. (Fildzah/Reporter)