Deklarasi Health Promoting University: Sivitas Akademika yang Sehat dan Produktif

FK-KMK UGM. Kampus merupakan tempat belajar bagi mahasiswanya dan merupakan tempat kerja bagi dosen dan tenaga kependidikan. Sebagian besar waktu sivitas akademika dihabiskan di kampus. Dosen, tenaga kependidikan, maupun mahasiswa, semuanya memiliki target individu dan organisasi untuk terus berkembang. Berbagai aktivitas rutin yang dilakukan oleh sivitas akademika perlahan membentuk perilaku, termasuk perilaku aktivitas fisik, maupun pola makan.

Di sisi lain, berbagai kemajuan teknologi telah membuat berbagai urusan menjadi semakin mudah. Sarana komunikasi yang canggih membuat kita tidak perlu repot bergerak untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan atau memenuhi kebutuhan. Keberadaan handphone dan internet sangat membantu kita. Dengan bantuan handphone dan internet, berbagai pekerjaan atau kebutuhan dapat dipenuhi dengan tetap berada diruang kerja. Demikian juga keberadaan gedung-gedung yang semakin canggih, yang dilengkapi dengan lift, serta semakin mudahnya mengakses kendaraan. Semua itu sangat memanjakan kita, sehingga aktivitas fisik yang kita lakukan pun semakin minimal.

Keberadaan berbagai fasilitas yang memudahkan tersebut menjadi tantangan bagi civitas akademika untuk terus berupaya agar tetap mampu berperilaku hidup sehat. Pada tahun 2008, UGM telah mendeklarasikan diri sebagai kampus bebas asap rokok. Hal tersebut sesuai dengan amanah traktat internasional FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) dan peraturan pemerintah Indonesia yang menyatakan bahwa tempat pendidikan  adalah kawasan tanpa asap rokok (KTR).  Upaya tersebut dilakukan sebagai bentuk perlindungan perokok pasif dari paparan asap rokok orang lain, dan sebagai upaya terbentuknya lingkungan yang mendukung untuk tidak merokok.

Selain itu, UGM juga telah berupaya memberikan fasilitas kepada civitas akademikanya untuk melakukan aktivitas fisik dengan lebih baik, yaitu dengan tersedianya sepeda yang dapat digunakan oleh sivitas akademika secara gratis di lingkungan UGM. Bukan hanya menyediakan sepeda gratis, UGM juga membuat jalur khusus untuk pesepeda di lingkungan UGM. Tentu hal tersebut sangat membantu sivitas akademika melakukan aktivitas fisik, selain juga sangat membantu mahasiswa untuk menuju kampus masing-masing dari kantong-kantong parkir yang disediakan. Upaya penyediaan kantong-kantong parkir tersebut sebenarnya telah banyak dilakukan diberbagai negara maju. Tujuannya adalah agar masyarakat melakukan aktivitas fisik secara rutin yaitu dengan berjalan kaki dari tempat parkir (kantong parkir) menuju gedung tempat kerjanya atau tempat kuliahnya. Harapannya, jumlah kebutuhan minimal aktivitas fisik dapat terpenuhi tanpa harus melakukan olahraga secara khusus. Tentu, hal tersebut sangat membantu orang-orang yang sibuk untuk tetap sehat.

UGM juga telah memberikan fasilitas kepada dosen dan karyawan yang telah berusia 40 tahun untuk melakukan general check up secara rutin (setahun sekali). Tentu saja, fasilitas tersebut sangat membantu dosen dan karyawan untuk mengetahui secara dini tentang status kesehatannya dan meningkatkan kewaspadaan agar tetap sehat dan berupaya untuk hidup sehat.

Setiap jumat pagi, sivitas akademika UGM juga secara rutin melakukan senam pagi. Selain bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan fisik, senam juga dirasakan dapat meningkatkan kesehatan mental sivitas akademika, karena suasana yang gembira. Bahkan pada minggu pagi, lingkungan UGM berubah menjadi sarana olahraga, yang tidak hanya dapat dinikmati oleh sivitas akademika UGM.

Kegiatan-kegiatan tersebut seiring sejalan dengan kegiatan gerakan masyarakat sehat (Germas) yang menjadi program pemerintah Indonesia saat ini. Ya, itulah Germas yang dilakukan oleh institusi. UGM telah memulainya.

Pada tahun 2017, jejaring perguruan tinggi di Asia Tenggara (Asean University Network – AUN) telah membentuk pokja khusus untuk mewujudkan kampus yang sehat, yang mampu mendorong sivitas akademikanya untuk hidup sehat. Tidak ketinggalan, Prof Dra. Yayi Suryo Prabandari, MSi., PhD dari Promosi Kesehatan UGM pun bergabung dengan tim tersebut mewakili Indonesia. Sebagai tindak lanjut dari pertemuan tersebut, upaya-upaya untuk meningkatkan kesehatan sivitas akademika dan dan meningkatkan perilaku sehat terus digalakkan. Pada bulan Maret 2018, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM telah mendeklarasikan diri sebagai health promoting campus.

Pemahaman dan respon sivitas akademika UGM terhadap kegiatan Health promoting University ini masih beragam. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat dalam kerangka education for sustainable development (ESD), yang diketuai oleh Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes, usaha untuk meningkatkan literasi kesehatan sivitas akademika UGM terus dilakukan. Kegiatan peningkatan literasi kesehatan tersebut dilakukan melalui tatap muka langsung dan juga melalui media sosial untuk menjangkau sasarannya.

Salah satu kegiatan tatap muka yang dilakukan adalah seminar bertajuk Healthy Lifestyle for healthy staffs and students. Seminar tersebut dilakukan pada Hari Selasa tanggal 28 Agustus 2018 di Auditorium FK-KMK UGM. Acara seminar ini juga sekaligus sebagai momentum UGM untuk mendeklarasikan diri sebagai health promoting university; kampus yang sehat, yang mampu membuat sivitas akademikanya berperilaku hidup yang sehat.

Deklarasi health promoting university tersebut dilakukan dengan penandatanganan deklarasi oleh drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., PhD selaku Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UGM dan Prof.dr. Ova Emilia, M.Med., PhD selaku Dekan FK-KMK UGM. Penandatanganan deklarasi dilanjutkan oleh sivitas akademika yang berasal dari 18 Fakultas dan sekolah vokasi. Perwakilan organisasi mahasiswa juga turut hadir pada kesempatan tersebut.

Sebagai keynote speaker, Prof Dra Yayi Suryo Prabandari, M.Si., PhD menjelaskan tentang makna Health Promoting University dan tantangan implementasinya di UGM. Selanjutnya, Prof.dr. Budi Yuli S., SpPD(K)., Sp.JP(K) memaparkan tentang penyakit tidak menular dan tren peningkatannya. Selain itu, Dr. Heny Suseani Pangastuti, S.Kp., M.Kes menegaskan pentingnya sinergi berbagai pihak dalam melakukan pencegahan dan pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular.

Upaya peningkatan literasi kesehatan dan deklarasi health promoting university ini diharapkan menjadi momentum peningkatan kebiasaan hidup sehat bagi segenap sivitas akademika UGM. (Supriyati/Kontributor)

Berita Terbaru