FK-KMK UGM Melantik 125 Dokter Baru

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM melantik 125 dokter baru, Kamis (26/7) di gedung Grha Sabha. Pada pelantikan dokter periode IV ini, dokter Abida Hasna Laila berhasil meraih predikat lulusan terbaik (cumlaude) dengan IPK 3,89.

Mengawali paparannya, Dekan FK-KMK UGM menyampaikan bahwa pesatnya perkembangan teknologi berbasis media online (era revolusi industri 4.0) telah membentuk ‘masyarakat digital’. Masyarakat dituntut lebih adaptif terhadap perubahan teknologi dan mampu mengaplikasikannya dalam setiap lini pelayanan kehidupan profesi, termasuk dokter. “Sebagai dokter, harus bisa mempersiapkan setiap perubahan ini dengan baik,” tegasnya.

Terus belajar dalam setiap kesempatan, meningkatkan diri menjadi pribadi berkualitas hingga mempelajari bahasa smart system maupun memperkuat skills teknologi baru, mengawali pesan Dekan FK-KMK UGM terhadap para dokter baru kali ini.

Kedua, dokter harus senantiasa bekerja berbasis sistem. Dalam poin ini, Dekan menegaskan bahwa pekerjaan tersebut memang tidak bisa dilakukan oleh profesi Dokter saja. Kerjasama lintas sektoral melalui konsep Interprofessional Collaboration (IPC) yang selama ini sudah menjadi bekal pembelajaran, bisa menjadi modal bersama sebagai ikatan kekuatan mewujudkan Indonesia Sehat. Ketiga, tetap berpegang teguh pada moral dan etika pelayanan kedokteran Indonesia. Di era disruptif ini, batasan moral dan etika menjadi sangat ‘tipis’.

“Di tangan Saudara sekalianlah, harapan masa depan kesehatan masyarakat Indonesia diamanahkan. Kesehatan merupakan hak mendasar kehidupan manusia. Oleh karenanya, apapun teknologi yang kelak akan dipilih untuk menggiatkan pelayanan kesehatan, tetap harus berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan,” imbuhnya.

Guru besar Universitas Andalas, Prof. dr. Kamardi Thalut, SpB., yang juga merupakan alumni FK-KMK UGM turut hadir dalam perhelatan ini. Dalam sesi motivasinya, Prof. Kamardi juga menambahkan bahwa pelayanan merupakan tugas utama seorang dokter yang menuntut profesionalitas kerja.

“Rakyat Indonesia sekarang ini sudah menunggu dan merindukan uluran tangan anda semua untuk melakukan pelayanan kesehatan di berbagai wilayah di Indonesia. Kalau ada yang ditempatkan di tempat jauh, janganlah menolak, ini adalah amanah bangsa yang harus kita pikul, jangan hanya menunggu di pulau Jawa saja,” paparnya. (Wiwin/IRO)