FK-KMK UGM. Perlu komitmen nyata rumah sakit terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) utamanya pencegahan cedera tertusuk dan tersayat (CTS), perlu peningkatan profesionalisme dan kompetensi perawat, dan lembaga akademis perawat mengakomodasi iklim dan performansi K3 dalam proses pembelajaran, ketiga rekomendasi tersebut disampaikan Dr. Drs. Ketut Ima Ismara, M.Pd., M.Kes dalam ujian terbuka program Doktor Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM (FK-KMK UGM), Senin, 23 Juli 2018 di Ruang Rapat Senat FK-KMK UGM.
Dalam penelitian dosen Fakultas Teknik UNY dengan bidang keahlian Manajemen Pendidikan (Perilaku) Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengungkapkan bahwa kejadian CTS yang dialami perawat di RSUP Dr. Sardjito menunjukkan angka 68% dan tidak banyak yang melaporkan kejadian tersebut kepada unit K3 rumah sakit. “Manajemen rumah sakit perlu menunjukkan komitmennya dalam pencegahan CTS khususnya,” saran dosen yang lahir di Surakarta. Selain itu, Ima Ismara juga mengungkapkan bahwa perawat perlu meningkatkan sikap, norma dan persepsi kontrol perilaku untuk dengan melaksanakan seluruh prosedur K3 yang telah ditetapkan. Tekanan kerja juga harus disesuaikan dengan beban kerja perawat sehingga dalam bekerja tetap memperhatikan K3. Penyediaan sarana dan prasarana pembuangan limbah benda tajam dan runcing yang mudah diakses. Perawat juga disarankan untuk meningkatkan performansi pelaksanaan K3 terkait dengan CTS.
Disertasi yang berjudul Iklim, Intensi dan Performansi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terkait Cedera Tertusuk dan Tersayat (CTS) dalam kajian penerapan The Theory of Planned Behavior (TPB) di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan promotor Prof. Dr. dr. KRT. Adi Heru Husodo, M.Sc., D.Comm.Nut., DLSHTM sukses meraih predikat sangat memuaskan. Doktor Ima Ismara dinyatakan sebagai doktor ke-4.079 di UGM. (Dian/IRO)