FKKMK UGM. Ilmu bioetika adalah ilmu yang kini telah berkembang secara luas. Ilmu bioetika merupakan ilmu yang integral dan menjadi bagian yang terintegrasi dengan ilmu lain, terutama dengan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan kesehatan. Hal ini dikarenakan ilmu kesehatan meneliti manusia, dan bioetika mengurus hubungan antar manusia dan manusia dengan lingkungannya.
Perkembangan ilmu bioetika yang meluas telah memunculkan banyak tantangan bagi berbagai institusi di Indonesia untuk turut mengembangkan ilmu tersebut, baik melalui pengajaran, maupun penelitian. Oleh karena itu, diperlukan suatu sarana bagi para pengajar dan peneliti di bidang bioetika untuk belajar dan memperdalam topik ini. Hal inilah yang mendorong Pusat Bioetika dan Humaniora Kedokteran FKKMK UGM menyelenggarakan kursus bioetika bersertifikat untuk profesi kesehatan pada 28 – 30 Juni 2018 di Artotel Yogyakarta.
Kursus bioetika bersertifikat untuk profesi kesehatan ini sudah diselenggarakan sebanyak 4 angkatan sejak 2009 oleh Pusat Bioetika dan Humaniora Kedokteran FKKMK UGM. Terdapat 6 seri di setiap angkatannya, yang pelaksanaannya berjarak setiap 3 bulan. Kursus kali ini merupakan seri kursus kedua dari angkatan ke 4 dan mengambil Pendekatan Humanity-Ethics-Legal-Professionalism (HELP). Pada seri kedua ini, “The Basic Understanding of Bioethic II” menjadi fokus topik utama yang dibicarakan.
Selama 3 hari tersebut, peserta kursus akan diajak mengikuti berbagai kegiatan dan bertemu dengan berbagai narasumber yang ahli di bidangnya. Selain terdapat pembukaan acara, para peserta diajak untuk mengerjakan pretest terlebih dahulu di hari pertama. Peserta juga diajarkan mengenai 4 prinsip dasar dalam ilmu bioetika. Di malam hari pertama, para peserta diajak untuk mengikuti Angkringan Syawalan Sang Begawan yang dibawakan oleh Prof Dr. dr. Soenarto Sastrowijoto, Sp.THT. Pada hari kedua, terdapat workshop mengenai “Identifikasi dan Analisis Prinsip Dasar Etika Biomedis di Berbagai Setting”. Workshop tersebut difasilitasi oleh dr. Agung Dewanto, Sp.OG, PhD, dr. Nur Azid Mahardinata dan dr. Wika Hartanti, MIH. Hari ketiga merupakan hari terakhir dimana peserta diajak untuk mengenal apa saja strategi yang tepat untuk memecahkan masalah dilema etik. Terdapat juga kunjungan tamu spesial, seorang konsultan ahli dari kantor UNESCO Jakarta, yang turut serta menyampaikan materi dalam kursus ini. Kursus ini diakhiri dengan post test, wrap up, serta penutupan.
Dokter Nur Azid, selaku course director kursus ini, menjelaskan bahwa telah banyak capaian yang sudah dicapai dari kursus ini. Hingga saat ini, sudah ada 35 peserta yang terdaftar dalam kursus kali ini. Seluruh peserta tersebut berasal dari berbagai institusi pendidikan dan kesehatan di Indonesia.
“Saat ini kami sudah mencakup sebagian besar institusi, sudah mengirimkan wakil-wakilnya, meskipun ada yang lanjut selama 6 seri, ada yang serinya terpotong-potong, karena masing-masingnya memiliki kesibukan, dan masih banyak institusi yang belum memiliki unit khusus atau tim khusus yang mengajar di bidang bioetik. Itulah kenapa orangnya sering berganti-ganti, sehingga tidak berlanjut. Padahal kursus ini 6 seri berlanjut dan ada ujiannya, untuk bisa lulus dan mendapat pengakuan sebagai pengajar bioetika. Kedepannya karena FKKMK saat ini sudah memiliki Program Magister Bioetika FKKMK UGM, para peserta kursus ini mendapatkan hak istimewa untuk mengikuti master program di Program Magister Bioetika FKKMK UGM”, papar dr. Nur Azid. (Rasyid/Reporter)