Menjaga Kesehatan Optimal Selama dan Pasca Puasa

FKKMK-UGM. Puasa bukan menjadi penghalang untuk melakukan aktivitas. Justru dengan melakukan aktivitas, bisa menjadi poin penting utuk menjaga kebugaran dan keseimbangan kondisi tubuh selama menjalani ibadah puasa. Intinya, selama berpuasa memang diperbolehkan mengurangi aktivitas, namun jangan sampai tidak melakukan kegiatan apapun. Ibadah puasa dijalankan kurang lebih selama 12 jam tanpa makan dan minum. Rasa lemas, lapar dan dahaga pun bisa melanda. Namun, aktivitas harus terus berjalan.  Justru dalam ibadah ini, dianjurkan untuk terus berbuat kebaikan dan mendulang pahala termasuk bekerja sebaik-baiknya.

“Berbagai penelitian kesehatan sekarang, puasa itu baik bagi kesehatan jika dilakukan dengan benar. Talkshow kali ini merupakan bentuk kepedulian institusi untuk memberikan pemahaman bagaimana beraktifitas dan mengatur pola makan selama dan pasca puasa,” papar Wakil Dekan Bidang Penelitian & Pengembangan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, dr. Yodi Mahendradhata, MSc., PhD., Kamis (31/5) saat membuka acara Talkshow.

Mobilisasi cadangan tubuh saat berpuasa sangat luar biasa. Pernyataan ini diungkapkan oleh ahli kedokteran fisiologi, Dr. dr. Zaenal Muttaqien Sofro, AIFM saat memulai paparannya. “Olah raga memang berusaha untuk memobilisasi cadangan makanan, namun awas, banyak orang puasa mengabaikan asupan air. Untuk berolah raga, kita harus menyadari apakah hidrasi kita sudah cukup. Jika sudah, olah raga bisa dilakukan 2 jam menjelang buka puasa atau 2 jam sesudah buka puasa, jika kita merasa hidrasi kurang,” ungkapnya.

Bagaimana syarat olah raga agar tubuh bugar? Ahli kedokteran Fisiologi lulusan Austria ini menambahkan bahwa ada tiga hal yang diperhatikan saat olah raga agar tubuh bugar. Pertama, melibatkan otot-otot yang besar, baik anggota gerak bawah maupun atas. Kedua, gerakannya harus ritmis berirama. Ketiga, gerakan kontinyu atau terus menerus. Beberapa olah raga yang diajurkan di antaranya adalah: jalan cepat, jogging untuk yang tidak memiliki masalah lutut, bersepeda statis, senam maupun berenang.

“Olah raga yang bagus adalah memberi kesempatan tubuh untuk istirahat, seminggu minimal 3 kali, maksimal 5 kali. Prinsip Frequency, Intensity, Time dan Type (FITT) penting untuk diperhatikan,” imbuhnya. Tubuh manusia pada prinsipnya terbagi 3 yakni di bawah diafragma, di atas diafragma dan anggota gerak. Yang bekerja adalah tubuh di atas diafragma; sedangkan yang sering bermasalah adalah yang di bawah diafragma.

“Mengelola bagian tubuh di atas diafragma bisa dengan latihan pernafasan, vocalization, dan postur. Tadarus Al-Quran, sholat, bisa menjaga kesehatan manusia. Melalui tadarus, ada gerak rahang langsung ke batang otak yang berhubungan dengan jantung. Pernafasan pun demikian. Sedangkan gerakan sholat akan mengubah tekanan darah, dan itu akan dipantau hubungannya dengan saraf ke-9 dan 10, juga langsung ke jantung,” dokter Zaenal.

Lalu bagaimana dengan asupan gizi nutrisi? Ahli gizi kesehatan, Dian Caturini Sulistyoningrum, B.Sc., M.Sc menegaskan bahwa air memegang peran penting selama puasa. Untuk mengatur hidrasi air, Dian Caturini mengungkapkan bahwa 2 gelas pada saat buka, 4 gelas antara tarawih atau menjelang tidur sampai dengan sahur, dan 2 gelas lagi pada saat sahur menjadi standar minimal yang disyaratkan. “Mengkonsumsi makanan yang kaya akan air seperti buah-buahan maupun saur berkuah dan lalapan juga bisa mendukung upaya hidrasi air,” ujarnya.

Dian Caturini dalam paparannya juga mengatakan bahwa selama puasa, sebaiknya mengkonsumsi air semurni mungkin. “Kopi, sebisa mungkin dikurangi atau diminimalisir. Sifat kopi itu semakin menarik cairan dalam tubuh, sama halnya dengan minuman bersoda, makanan manis, maupun bertepung. Makanan itu empty kalori, artinya dikonsumsi cepat namun tidak berasa kenyang dan kalori tinggi,” paparnya.

Untuk kondisi kesehatan tertentu, seperti ibu hamil, lansia bahkan penderita diabetes dan asam urat, bagi ahli gizi ini tentu tidak serta merta disarankan berpuasa. “Mereka memerlukan pengaturan-pengaturan saat berpuasa dan di bawah konsultasi dokter ahli,” ucap Dian Caturini.

Kegiatan talkshow dengan durasi 60 menit ini secara umum bertujuan untuk: (1). meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait pentingnya gizi nutrisi selama dan pasca puasa. (2). meningkatkan pengetahuan masyarakat tergait gaya hidup sehat selama dan pasca puasa. (3). meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait pola dan cara menjaga kebugaran tubuh selama dan pasca puasa melalui asupan gizi nutrisi maupun olah raga. Acara ini akan dipandu oleh seorang moderator: Eri Yanuar Akhmad Budi Sunaryo, S.Kep., NS., M.N.Sc. (Wiwin/IRO; Foto: Dian)