FKKMK UGM – Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada baru saja meneken letter of intent dengan Supertext, perusahaan startup asal Swedia (Selasa 6/3) untuk kolaborasi menjembatani kesenjangan digital di Indonesia. Tanda tangan dilakukan oleh Dekan Profesor Ova Emilia dan CEO Supertext Martin Jacobson disaksikan Duta Besar Kerajaan Swedia untuk Indonesia H.E. Johanna Brismar-Skoog di ruang eksekutif gedung administrasi FKKMK UGM. Dalam surat pernyataan kerja sama tersebut dijelaskan latar belakang kolaborasi bahwa masyarakat Indonesia, terlebih di daerah 3T, daerah tertinggal, terdepan dan terluar di tanah air harus memiliki akses yang lebih baik terhadap informasi yang tengah berkembang dalam masyarakat terlepas dari keterbatasan infrastruktur. Inisiatif yang selaras dengan program pioritas Pemerintah Indonesia (Nawacita), “Membangun bangsa dari perbatasan negara dan desa”.
Koordinator Program Anis Fuad menjelaskan, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FKKMK UGM sebagai pelaksana program menggandeng Supertext karena berbeda dengan startup sejenis yang membuat aplikasi obrolan (chat). Superchat yang sudah berkolaborasi dengan beberapa provider telekomunikasi di Indonesia membuat perangkat pengirim pesan yang berjalan baik di jaringan 4G ataupun 2G sebagai solusi untuk tetap menjangkau masyarakat di daerah 3T yang belum didukung jaringan koneksi internet. Pengguna layanan tetap dapat berkirim pesan dan menerima pesan meskipun tidak tersedia akses internet. Bahakan perangkat ini memungkinkan pengguna layanan memakai HP jadul untuk berkirim dan menerima pesan dalam bentuk SMS. “Layanan ini potensial untuk daerah yang punya akses internet masih terbatas seperti di Papua atau Asmat. Layanan ini juga potensial untuk UGM yang memiliki berbagai kegiatan di daerah 3T sehingga tim di lapanagan dan UGM akan tetap dapat berkoordinasi dengan baik meskipun infrastruktur terbatas.” tambah Anis. \sari – foto: Sohid