Plans are nothing – planning is everything

Solo – “Plans are nothing – planning is everything,” demikian kutipan Dekan Profesor Ova Emilia ketika menyampaikan pengantar Rapat Kerja Tahunan (RKT) 2018 yang berlangsung dua hari (23-24 Januari) di Solo. Mengusung tema ‘Penguatan Integrasi Institusi Pendidikan dan RS Pendidikan untuk Penjemputan Kualitas Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan’,  RKT 2018 merupakan RKT pertama kali (bagi fakultas) dengan menyandang nama baru Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK). Dengan nama baru, Dekan Emilia optimis fakultas akan semakin bersinar gemilang dalam meraih cita-cita bersama fakultas dan RS jejaring akademik. Fokus RKT membuat rencana karena tanpa perencanaan tentunya kegagalanlah yang didapat. “Bersama kita akan finalisasi rencana strategis 2018-2022 plus merumuskan indikator 72 unit kerja sebagai langkah tindak lanjut ke depan. Unit-unitlah yang paling memahami kebutuhan organisasi, sedangkan fakultas sebagai koordinator. Tapi pelaku atau aktor utamanya adalah unit-unit,” tegas Dekan Emilia di hadapan peserta RKT, para ketua departemen; ketua program studi; ketua pusat kajian; direksi rumah sakit pendidikan; Tim AHS UGM serta perwakilan staf kependidikan.

RKT 2018 juga memberi ruang lebih luas bagi penguatan AHS, dan ini sudah dibangun melalui sinergi awal penyusunan rencana strategis FKKMK, RSUP DR Sardjito dan AHS UGM tahun 2018-2022. Dalam beberapa tahun, AHS (Academic Health System) sudah digaungkan, dan salah satu yang digagas di level nasional adalah SK Bersama Kemenkes-Kemenristekdikti. AHS menjadi pilot percontohan dengan 5 poros utama universitas yaitu UGM, UNPAD, UI, UNAIR, UNHAS sebagai entitas yang saling bersinergi dengan institusi kesehatan dalam rangka integrasi fungsional. Selama ini ketidakserasian aturan Kemenkes dengan aturan Kemenristekdikti menyebabkan ketidakserasian antara institusi pendidikan dan kesehatan dalam melangkah sehingga berakibat tidak optimalnya pendidikan dan layanan kesehatan di Indonesia. Melalui AHS, daya tawar organisasi pasti lebih kuat sehingga makin mudah mendapat kepercayaan berbagai lembaga donor internasional maupun para filantropis sebagai pengungkit daya saing organisasi di kancah global, dan ini tentu berimbas pada peningkatan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan.

“RKT ini merupakan lompatan ke depan yang mungkin kadang-kadang tidak bisa dibayangkan sekarang. Tapi mau tidak mau, dengan kondisi yang ada, kita harus punya visi untuk mencapai inovasi-inovasi bagi kejayaan fakultas kita tercinta – FKKMK,” pungkas Dekan Prof Ova Emilia.      \sari-foto: Yanuerten&Slamet

Artikel lengkap RKT 2018 dimuat di Majalah Efkagama Edisi Dies Maret 2018

Berita Terbaru