FK-UGM. Pelaksanaan workshop Academic Health System (AHS) UGM, Kamis (21/12) yang dilaksanakan tidak terlepas dari upaya AHS UGM dalam mengembangkan sistem integrasi multisektoral dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan. Sistem ini telah di inisiasi oleh Fakultas Kedokteran UGM sejak tahun 2014 yang mengintegrasikan lembaga lembaga pendidikan kedokteran, dengan satu atau lebih lembaga pendidikan kesehatan lainnya, rumah sakit pendidikan, lembaga riset dan lembaga pemangku kebijakan. Menurut Sekretasi AHS UGM Haryo Bismantoro, kegiatan ini merupakan kali ketiga AHS UGM sebagai lanjutan dari proses rapat pertama Renstra FK. Dalam rapat tersebut disusun Visi, Misi dan komitmen dari AHS UGM yang dilanjutkan dengan rapat kedua terkait penilaian mengenai SWOT analysis sebagai upaya penilaian kekuatan, kelemahan dan peluang jangka panjang internal AHS UGM hingga 5 tahun ke depan.
Hasil pembahasan tersebut oleh tim yang dibentuk AHS UGM ditinjaklanjuti sebagai upaya penyusunan sasaran strategis AHS UGM. Sehingga acara Workshop ketiga ini diharapkan adanya persetujuan dan saran dari seluruh komponen integrasi multisektoral yang terdiri dari Lembaga Pendidikan, Rumah Sakit Pendidikan, Pemangku Kebijakan dan Lembaga Riset dengan harapan Renstra AHS UGM 2018-2022 dapat secara resmi dirilis tahun depan bersamaan dengan Dies Fakultas Kedokteran UGM. Maka dari itu kegiatan ini dihadiri oleh jajaran direksi Lembaga Pendidikan, Rumah Sakit Pendidikan anggota AHS RSUP dr. Sardjito, RSUP. dr. Soeradji Tirtonegoro, RSA UGM, RSUD Banyumas, RSPAU dr. S. Hardjoloekito, RSUD Sleman, RSUD Wates dan Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kota.
Direktur Utama RSUP. dr. Sadjito, Dr. dr. Darwinto, SH., Sp.B(K)Onk, mengatakan bahwa AHS UGM berperan dalam memberikan wahana pembelajaran calon tenaga medis dengan cakupan yang lebih luas sesuai dengan sistem integrasi multisektoral yang melibatkan Rumah Sakit di wilayah Jawa Tengah dan mendukung adanya sistem jenjang pelayanan kesehatan. Beliau juga menambahkan dengan adanya AHS UGM sebagai kolaborasi dalam menyediakan wahana bagi profesi-profesi lain seperti Arsitek Rumah Sakit dan Teknik Nuklir. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dr. Yulianto Prabowo, M.Kes turut menyatakan bahwa daro segi pelayanan dengan adanya AHS ini seluruh pihak yang terlbat dapat mengatasi banyak masalah kesehatan yang meliputi angka kesakitan penyakit menular, penyakit tidak menular, angka kematian ibu dan angka kematian bayi, dimana dalam penyelesaian masalah ini perlu dilakukan secara kolaborasi dan komprehensif. Melalui Academic Health System (AHA).
Kegiatan ini juga menyatakan secara resmi komitmen sektor-sektor dalam AHS UGM dalam mencapai Visi yang sudah disepakati bersama dalam Workshop yaitu menjadi sistem kesehatan komprehensif melalui sinergi universitas, rumah sakit pendidikan, practce plan berbasis teknologi informasi pada tahun 2022 dengan Misi meningkatkan status kesehatan masyarakat melalui pendidikan, penelitian, pengabdian dan pelayanan yang unggul, berlandaskan kearifan lokal, etika, profesionalisme dan keilmuan berbasis bukti yang terintegrasi dalam Academic Health System. Pada proses pencapaiannya perlu adanya dari komitmen AHS UGM 2018-2022 yakni 1)membangun kemitraan yang saling menguntungkan antara fakultaas kedokteran, rumah sakit, wahana pendidikan dan pemangku kepentingan, 2)mengutamakan prinsip etika dan profesionalisme, jiwa kepemimpinan, dan kolaborasi multiprofesi, 3)melakukan adaptasi dan pernaikan mutu berkelanjutan, 4)memberikan kontribusi dalam menjawab berbagai permasalahan kesehatan di tingkat nasional dan internasional, 5)memanfaatkan sistem teknologi informasi dan komunikasi secara optimal untuk mendukung integrasi pendidikan, penelitian dan pelayanan strategis. (Rafi/Reporter)