FK-UGM. Infeksi aliran darah (bakteremia) merupakan permasalahan kesehatan global karena angka kesakitan dan kematian masih cukup tinggi di seluruh dunia. Bakteremia disebabkan karena adanya pertumbuhan bakteri dalam kultur darah dari pasien dengan tanda klinis infeksi, di mana adanya kontaminasi dapat disingkirkan.
Hal ini diungkapkan staf Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran UGM, dr. Osman Sianipar, MSc., SpPK(K) dalam ujian terbuka Program Doktor, Selasa (27/9) di gedung Auditorium. Penelitian Osman Sianipar berawal dari adanya data peningkatan prevalensi infeksi aliran darah yang disebabkan oleh E. coli/K. pneumoniae di seluruh dunia. Beberapa penelitian melaporkan bahwa infeksi ini berkontribusi terhadap kematian, namun sayangnya metode penelitian yang digunakan seringkali kurang akurat.
Secara keseluruhan, Osman Sianipar menyimpulkan bahwa risiko kematian akibat infeksi aliran darah oleh E.coli/ K.pneumoniae penghasil enzim Extended-Spectrum Beta Lactamase (ESBL) tidak berbeda secara bermakna dibandingkan dengan infeksi aliran darah oleh E. coli/ K. pneumoniae yang tidak menghasilkan enzim ESBL. “Memang dari hasil penelitiannya ditemukan keduanya tidak berbeda secara bermakna dengan skor 1,4 poin. Namun, dalam analisis stratifikasi tampak risiko kematian ada dalam peresepan yang tidak tepat,” ungkapnya.
Osman Sianipar juga menambahkan bahwa risiko kematian tersebut tampak berbeda pada subyek yang mendapat peresepan antimikrobia yang tidak tepat, pada subyek dengan lekositosis dan pada subyek dewasa. Penelitian WHO menemukan bahwa angka resistensi bakteri terhadap anti mikroba semakin meningkat di seluruh dunia. Sekitar 5 dari 6 regional WHO telah ditemukan 50 persen atau lebih E. coli yang mengalami resistensi terhadap sefalosporin generasi ketiga dan fluorokuinolon.
“Untuk penelitian ke depan, jika kita ingin membuktikan apakah kedua bakteri penghasil ESBL ini memiliki risiko pada kematian adalah adanya perbaikan desain dengan memperbaiki inception cohort-nya itu sendiri dan perlu ditambahkan juga dengan derajat penyakit atau derajat klinis yang lain,” terang Doktor ke-399 Fakultas Kedokteran dan Doktor ke 3.685 UGM ini.
Penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. Sardjito dengan promotor Prof. dr. Budi Mulyono, MM., SpPK(K) ini diharapkan mampu meningkatkan eksplorasi penyakit infeksi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit. (Wiwin/IRO; Foto/Farah)