Kanker Payudara Masih Menjadi Masalah Kesehatan Utama

img_8552

FK- UGM. Kanker payudara masih merupakan masalah kesehatan utama dalam sepuluh tahun terakhir dengan kecenderungan peningkatan angka kejadian yang signifikan di berbagai belahan dunia. Menurut data WHO, prevalensi kanker payudara di seluruh dunia dilaporkan 6,3 juta di akhir tahun 2012 yang tersebar di 140 negara.

Kanker payudara mempunyai spektrum yang luas ditinjau dari kondisi klinis, patologis, dan gambaran molekul. Berdasarkan pola ekspresi gen, terdapat beberapa subtipe molekul yang berbeda. Subtipe utama kanker payudara berdasarkan ekspresi reseptor estrogen (ER), reseptor progesterone (PR), dan Human Epidermal Growth Factor 2-neu (HER2).

“Kanker payudara HER2 positif dilaporkan 15-20% dari semua kanker payudara dan berhubungan dengan hasil terapi yang buruk, namun saat ini perkembangan terapi menggunakan antibodi monoklonal anti HER2 memberikan prognosis yang lebih baik untuk penderita kanker payudara HER2  positif” papar staf pendidik departemen farmakologi dan terapi Fakultas Kedokteran UGM, dr. Woro Rukmini Pratiwi, M.Kes., SpPD., saat mengikuti ujian terbuka program doktor, Selasa (13/9) di ruang Senat gedung KPTU lantai 2 Fakultas Kedokteran UGM.

Kajian penelitian farmakoekonomi yang dilakukan Woro Rukmini Pratiwi ini dilakukan pada terapi yang membutuhkan biaya tinggi dengan luaran terapi yang baik. Penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor yang memperngaruhi luaran terapi kanker payudara HER2 positif stadium awal yang diterapi dengan antiHER duarasi suboptimal dan optimal. Luaran terapi yan dinilai adalah Disease Free Survival dan kualitas hidup penderita.

Di akhir penelitiannya, Woro menyimpulkan bahwa pertama, faktor karakteristik terapi kanker payudara HER2 positif stadium awal di RSUP Dr. Sardjito (2007-2014) yang mempengaruhi luaran terapi adalah jenis regimen kemoterapi berbasis taxan dan jarak kemoterapi dengan radioterapi kurang atau sama 300 hari. Kedua, tidak terdapat perbedaan Disease Free Survival maupun kualitas hidup penderita kanker payudara stadium awal yang mendapatkan terapi antiHER2 di RSUP Dr.Sardjito durasi kurang/sama dengan 6 bulan dibandingkan lebih dari 6 bulan. Dan yang terakhir, terdapat perbedaan direct medical cost penderita kanker payudara stadium awal yang mendapatkan terapi antiHER2 durasi kurang/sama dengan 6 bulan dibandingkan lebih dari 6 bulan.

Penelitian yang dipromotori oleh Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., PhD ini pada akhirnya telah menghantarkan Woro Rukmini Pratiwi meraih gelar Doktor ke 256 Fakultas Kedokteran UGM dan Doktor ke-3.305 di UGM. (Wiwin/IRO)

Sumber: Ringkasan Disertasi, Woro Rukmini Pratiwi, Disease Free Survival, Kualitas Hidup dan Direct Medical Cost Penderita Kanker Payudara HER2 Positif Stadium Awal yang Menjalani Kemoterapi Adjuvan Anti HER2 di RSUP Dr. Sardjito 2007-2014, Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta, 2016, hal.1-55.