FK UGM – Tuberculosis (TB) masih menjadi ‘masalah’ kesehatan di Indonesia yang disebabkan oleh bakteri M.Tuberculosis. Indonesia masih tercatat sebagai negara dengan kasus TB terbesar nomor empat di dunia, dengan 430.000 kasus baru dan 61.000 kematian tiap tahunnya.
Karakteristik M.Tuberculosis yang sangat unik seperti pertumbuhan bakteri yang lambat serta tipe kerusakan jaringan yang sangat bervariasi tentu menjadi permasalahan dan penanganan TB itu sendiri. Belum lagi perlunya kesabaran pasien menjalani terapi, adanya pasien yang mengalami resistensi (Multi Drug Resistent of Tuberculosis/MDR-TB), perkembangan HIV/AIDS, kasus infeksi, efektivitas vaksin Tuberkulosis yuang semakin menurun serta metoda diagnosis yang belum optimal menambah deretan panjang masalah penanganan TB.
Kompleksnya permasalahan TB ini mendorong dr. Andani Eka Putra, MSc untuk mengembangkan penelitian disertasi dalam menganalisis karakteristik molekular dan imunogenisitas protein PE, khususnya PE-PGRS 24 dan 35 dari M.Tuberculosis isolat lokal. Penelitian yang dilakukan hampir tiga tahun ini pada akhirnya mampu menghantarkan Andika untuk meraih gelar Doktor ke-247 Fakultas Kedokteran UGM dan ke-3.212 se-UGM, Rabu (20/7), di gedung Auditorium Fakultas Kedokteran UGM.
Hasil penelitian disertasi yang dipromotori oleh Prof. dr. Marsetyawan HNES., MSc., PhD ini menyimpulkan bahwa terdapat variasi molekuler gen PE-PGRS 24 dan 35. PE-PGRS 24 merupakan protein ekstrasel sedangkan PE-PGRS 35 adalah bagian dari protein membrane. Kedua protein dan epitope linearnya bersifat imunogenik dan mampu membedakan TB dengan non TB serta berpotensi dikembangkan sebagai model diagnostik. Hasil penelitian diharapkan mampu menjadi sumbangsih berharga untuk menjawab banyaknya tantangan teknologi laboratorium terkait penanganan masalah TB. (Wiwin/IRO)
Sumber: Andani Eka Putra, Naskah Ringkasan Disertasi: Karakteristik Molekular dan Imunogenisistas Protein Rekombinan Serta Epitop Imunodominan Polymorphic GC-Rich Repetitive Sequences (PE-PGRS) 24 dan 35 M.Tuberculosis Isolat Lokal. Program Doktor Ilmu Kedokteran dan KEsehtan Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta, 2016, hal: 7-38.