Guru Besar Pertama Bidang Pendidikan Kedokteran

[slideshow_deploy id=’11445′]

‘Kartini’ Dalam Pendidikan Kedokteran

Profesi dokter menyatu dalam upaya pembelajaran, pendidikan dan penelitian untuk pembaharuan pengetahuan. Life-long learning merupakan ‘kontrak’ profesi dokter dan life-long innovation dalam pendidikan kedokteran adalah sebuah keniscayaan. Setidaknya itulah pesan yang ingin disampaikan Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., PhD dalam upacara pengukuhan Guru Besar Pertama Bidang Pendidikan Kedokteran di Indonesia, 21 April 2016 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada.

Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Kedokteran UGM yang sekaligus sosok pejuang dan penggiat pendidikan kedokteran ini senantiasa berupaya memberikan inovasi dalam perjalanan karirnya. Dengan berbekal gelar Master of Medical Eduation dari University of Dundee UK dan Doctoral Program of Clinical Teaching dari University of New South Wales Australia, Professor Ova Emilia secara konsisten mengawal berbagai inovasi pendidikan di UGM, salah satunya terlibat aktif dalam inisiasi strategi Problem Based Learning (PBL) secara lebih komprehensif dalam kurikulum berbasis kompetensi untuk program studi pendidikan dokter.

Berbagai penghargaan sudah diraih Professor Ova Emilia. Mulai dari First Prize for Young Gynecologist Award: Asian Oceania Congress of Obstetrics and Gynecology Kuala Lumpur; SIDA Award; Fellows for Cochrane Systematic Review; The First Best Poster of Research in National Congress of Indonesian Association of Medical Education Institution; The Second Winner of Presentation in Annual Scientific Meeting VI Indonesian Society of Social Obstetrics and Gynecology Makasar; sampai dengan gelar dosen terbaik di tingkat Fakultas Kedokteran maupun Universitas Gadjah Mada -pun disandangnya.

Perjalanan panjang berkecimpung di dunia pendidikan kedokteran mampu mengantarkannya meraih gelar Guru Besar Pertama Bidang Pendidikan Kedokteran di Indonesia. Pengukuhan beliau menjadi Guru Besar menjadi gerbang perubahan dan menandai pengakuan profesi dokter di Bidang Pendidikan Kedokteran.

Tentunya hal ini akan menjadi kabar gembira untuk semua orang yang belajar dan berkarya di Bidang Pendidikan Kedokteran. Bidang Pendidikan Kedokteran semula masih belum mendapatkan perhatian yang baik. Dengan adanya pengukuhan Professor Ova Emilia, karir seorang ahli Pendidikan Kedokteran mulai mendapatkan pencerahan akan masa depannya.

Pendidikan Kedokteran akan menghadapi tantangan yang lebih kompleks di masa yang akan datang. Perlu persiapan yang matang untuk menghadapinya. Pertama, perubahan harapan pasien yang menjadi lebih terbuka terhadap asupan informasi. Pasien akan menjadi aktif dalam memberikan kontribusi pengambilan keputusan. Toleransi terhadap kesalahan pelayanan kesehatan menjadi kecil.

Kedua, perubahan pelayanan kesehatan dari praktik individu menjadi praktik bersama. Tuntutan integrasi keilmuwan sangat penting untuk dilakukan. Kompleksitas penyakit akan mendorong perubahan prioritas kurikulum inti yang diperlukan. Ketiga, Perubahan kesiapan dan beban kerja dokter. Dokter bukan hanya sebagai pelayanan klinik, tetapi juga sebagai pendidik. Perlu kesiapan dokter untuk menghadapi hal ini.

Keempat, perubahan karakteristik mahasiswa. Mahasiswa kedokteran saat ini sangat bervariasi latar belakang sosial, etnik, dan ekonomi. Hal ini tentunya akan memberikan kompleksitas pendidikan kedokteran. Pembelajaran lintas negara dengan keanekaragaman budaya berbeda akan memberikan tantangan sendiri. (Wiwin/IRO)

Berita di Media:

SKH Kedaulatan Rakyat

SKH Kedaulatan Rakyat

SKH Harian Jogja

SKH Harian Jogja

SKH Tribun Jogja

SKH Radar Jogja

republika.co.id

rri.co.id

jogja.tribunnews.com

 

Berita Terbaru