Tingkatkan Kualitas Hidup, Kenali dan Cegah Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus sangat merugikan, selain dapat menurunkan kualitas hidup penderita akibat komplikasi yang bisa terjadi, di era BPJS ini diabetes juga merugikan pemerintah karena biaya untuk mengobati penyakit dan komplikasi yang terjadi tidaklah sedikit. Kesadaran masyarakat mengenai diabetes dinilai kurang. 4,7% dari total 5,7% individu yang mengidap diabetes tidak tahu bahwa mereka terkena diabetes.
“Belum ada obat yang dapat mengobati diabetes akan tetapi penyakit ini dapat dicegah”, himbau dr. Bowo Pramono Sp.Pd., KEMD., dalam talkshow yang menjunjung tema “Cegah Diabetes”. Acara tersebut diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memperingati Hari Kesehatan Dunia, Kamis (7/4) di University Club Hotel Universitas Gadjah Mada.
“Diabetes Mellitus adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan gula darah baik absolut maupun relatif. Absolut maksudnya mutlak, yaitu tidak ada insulin sama sekali seperti pada diabetes mellitus tipe 1”, terang dr.Bowo.
Gejala yang umum terjadi pada penderita diabetes yaitu sering lapar dan makan (polifagi), sering merasa haus dan minum (polidipsi), sering buang air kecil terutama malam hari bisa sampai 3-4 kali (poliuri), berat badan turun secara tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya, sering merasa lelah dan mengantuk, gatal-gatal di kemaluan akibat jamur, sering kesemutan, melahirkan bayi lebih dari 4 kg, dan disfungsi ereksi.
Dokter Bowo menjelaskan bahwa ada dua tipe diabetes yang sering didengar di masyarakat yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 umumnya terjadi pada anak-anak, pada diabetes tipe 1 terjadi kerusakan pada pankreas dan menyebabkan individu kekurangan insulin karena tidak ada produksi insulin sama sekali. Sedangkan diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada orang dewasa.
Pada penderita diabetes tipe 2, insulin masih dapat diproduksi akan tetapi kerja insulin tidak mempan untuk menurunkan kadar gula darah. Sedangkan diabetes gestational atau diabetes pada masa kehamilan biasanya terdeteksi pada usia kehamilan 3-4 bulan. Diabetes lainnya bisa disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tanpa resep dari dokter seperti dexametason dan prednisolon, genetik, infeksi dan lain sebagainya.
Menurut Bowo, pencegahan diabetes tidak hanya ditujukan pada orang normal saja namun juga untuk penderita diabetes agar dapat menghindari dan memperlambat terjadinya komplikasi. Selain itu pencegahan juga ditujukan untuk penderita diabetes yang sudah mengalami komplikasi untuk mencegah perburukan.
Langkah pencegahan diabetes diantaranya adalah mencegah faktor risiko dan faktor pencetus. Bowo menjabarkan bahwa faktor risiko diabetes meliputi usia diatas 45 tahun, obesitas (Indeks masa tubuh >23 kg/m2), hipertensi (tekanan darah ≥140/90 mmHg), dyslipidemia (HDL ≤35 mg/dL dan atau trigliserida ≥250 mg/dL), melahirkan bayi lebih dari 4 kg, riwayat diabetes pada keluarga, diet tinggi gula dan rendah serat, riwayat gangguan toleransi glukosa/prediabetes, penderita penyakit jantung koroner dan stroke. Sedangkan faktor pencetus meliputi kemalasan atau kurang gerak, makan berlebihan, diabetes pada kehamilan, dan kurangnya produksi hormon insulin. Skrining gula darah dianjurkan bagi individu berisiko ini.
Melakukan pola hidup sehat merupakan langkah yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan. Olahraga teratur dengan frekuensi 30 menit setiap hari, mengatur pola makan seimbang, menjaga berat badan ideal, mengendalikan tekanan darah, mengendalikan kolesterol, menjaga lingkar perut (mak 90 cm pada pria; mak 80 cm pada wanita), melakukan check-up setidaknya satu tahun sekali untuk orang normal dan satu bulan sekali untuk penderita diabetes atau sesuai anjuran dokter.
Susunan makanan yang baik bagi penyandang diabetes mellitus adalah karbohidrat 60-70% dari total kebutuhan kalori, protein 10-15% dari total kebutuhan kalori, dan lemak 20-25% dari total kebutuhan kalori. Waktu makan juga sebaiknya diatur yaitu 7.00-8.00 makan pagi, 10.00 selingan, 12.00 makan siang, 16.00 selingan, 19.00 makan malam dan 21.00 selingan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pelonjakan gula darah. Anjuran makan bagi penyandang diabetes mellitus juga sangat bermanfaat dan dianjurkan bagi orang normal.
Penderita diabetes dianjurkan menjaga gula darah puasa 80-99mg/dL, gula darah 2 jam 80-144mg/dL, Koleterol total <200mg/dL, LDL <100mg/dL, HDL > 40 mg/dL pada pria dan >50 mg/dL pada wanita, trigliserida <150 mg/dL, IMT (indeks masa tubuh) 18.5-23 kg/m2, dan tekanan darah ≤130/80 mmHg.
“Dengan menjaga gula darah dalam batas normal, maka komplikasi makrovaskular seperti sakit jantung, stroke dan penyakit arteri perifer pada kaki di penderita diabetes bisa dicegah dan diperlambat datangnya,” terang Bowo.
Selain itu pada individu yang prediabetes komplikasi mikrovaskular seperti gangguan pengelihatan dan kebutaan (retinopati diabetic), rasa baal pada kaki (neuropati diabetic), gagal ginjal (nefropati diabetic), disfungsi ereksi juga bisa dihindari dengan deteksi dini dan mengaplikasikan pola hidup sehat seperti yang disebutkan sebelumnya
Menurut Bowo, Hal yang terpenting dalam pengobatan diabetes mellitus adalah edukasi, perencanaan makanan, latihan jasmani, dan penggunaan obat-obatan yang diperlukan. (Fitri/Reporter).