7th JAPEMETHE FK-KMK UGM Bahas Tantangan Masa Depan Pengembangan Obat dan Alat Kesehatan Indonesia

FK-KMK UGM. Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kegiatan tahunan 7th Jogjakarta Annual Meeting of Pharmacology en Therapy (7th JAPEMETHE) 2025 pada Kamis (16/10/2025). Kegiatan dilaksanakan secara hybrid di Auditorium Gedung Tahir Foundation Sayap Utara lantai 1, FK-KMK UGM. Kali ini, JAPEMETHE menghadirkan Plenary Lecture dan Konferensi berjudul “Pengembangan Obat dan Alat Kesehatan: Tantangan Masa Depan Indonesia”, yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan ilmiah terkait masa depan pengembangan obat dan alat kesehatan Indonesia yang berkelanjutan dan berbasis kebutuhan nasional.

Dalam sambutannya, Ketua Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM, Dr. dr. Eti Nurwening Sholikhah, M.Kes., M.Med.Ed, mengatakan, sekitar 300 peserta juga mengikuti kegiatan 7th JAPEMETHE secara daring. Ia berharap, rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dapat bermanfaat secara luas untuk peserta luring maupun daring.

“Semoga manfaatnya besar dan memberikan keberkahan bagi banyak orang, bangsa, hingga dunia, karena pengembangan obat terjadi di mana-mana, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia,” kata dr. Eti.

Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan FK-KMK UGM, Prof. Dr. dr. Lina Choridah, Sp.Rad(K), turut mengemukakan bahwa saat ini, tantangan di bidang kesehatan semakin besar, mengingat penyakit dan manajemen penyakit yang semakin kompleks di dunia. Oleh karena itu, peran dari farmakologi dan terapi menjadi hal yang harus diperjuangkan bersama. Melalui acara 7th JAPEMETHE, Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM bersama dengan berbagai narasumber, baik dari UGM maupun eksternal, akan saling berbagi ilmu, berdiskusi, dan diharapkan menghasilkan beberapa kebijakan yang membawa kebermanfaatan dalam mendukung kemandirian obat dan alat kesehatan.

“Ini tentu saja sejalan dengan flagship dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, demikian juga dengan flagship dari diri kita, bahwa kita mencoba untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, berinovasi, dan berdampak bagi sekitar kita,” ujar Prof. Lina.

Plenary Lecture menghadirkan dua pemateri, yaitu Prof. Dr. Asrul Akmal Shafie dari Universiti Sains Malaysia yang menjelaskan “The Role Pharmacoeconomic on HTA and Health Product Development”, dan Dita Novianti Sugandi Argadiredja, S.Si., Apt., MM selaku Direktur Produksi dan Distribusi Farmasi Kementerian Kesehatan RI yang membahas “Tantangan Pengembangan Teknologi Kesehatan (Obat, Alat Medis, dan Alat Kesehatan) di Indonesia”.

Sementara itu, dua sesi rangkaian simposium diisi oleh para pembicara lainnya yang membahas tentang berbagai topik, antara lain pengembangan dan evaluasi obat herbal, kimiawi, dan produk biologi serta pengalaman pengembangannya; evaluasi alat medis dan kesehatan; perbedaan kepentingan dalam pengembangan teknologi kesehatan; hingga peran Komisi Etik dalam pengembangan teknologi kesehatan. Pada Lunch Symposium, narasumber dari Universitas Syiah Kuala, Dr. dr. Hendra Zufry, SpPD-KEMD, membahas tentang pendekatan klinis terapi hipotiroid, termasuk stabilitas Levothyroxine dan tantangan switching.

Acara 7th JAPEMETHE turut mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera; SDG 4: Pendidikan Berkualitas; SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur; dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Kegiatan tersebut mendorong inovasi teknologi, kemitraan global, dan akses pendidikan tentang pengembangan obat dan alat kesehatan. (Penulis: Citra/Humas).