6 Mahasiswa FK-KMK UGM Merancang Solusi untuk Masalah Kesehatan Global

FK-KMK UGM. Enam mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan menjadi juara 1 dalam kompetisi Global Health Case Competition yang diadakan oleh Melbourne University pada 18 September 2023 lalu.

Keenam mahasiswa tersebut adalah Firsta Tiara Putriananda (Prodi Gizi angkatan 2021), Anisya Gabriel Putri Dianty (Prodi Kedokteran angkatan 2020), Janveri Balige Simanjuntak (Prodi Kedokteran angkatan 2021), Arielle Eunice Sindhunata (Prodi Kedokteran angkatan 2021), Jessica Vivian Purnomo (Prodi Kedokteran angkatan 2020), serta Angeline Laurenita Kurniawati (Prodi Gizi angkatan 2019).

Dalam kompetisi ini, mereka berusaha merancang solusi terhadap kasus kesehatan global berupa malnutrisi dan tingginya angka mortalitas anak di Kiribati. Permasalahan yang terjadi di Kiribati disebabkan oleh nilai sumber daya alam berupa rumput laut yang masih rendah karena dijual tanpa melalui pengolahan. Selain itu, masyarakat Kiribati sangat bergantung pada makanan impor olahan yang minim nutrisi.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Angeline dkk memiliki 2 strategi yang menarget 2 aspek berbeda, yaitu ketahanan pangan dan pemberdayaan kesehatan. Dalam aspek ketahanan pangan, pengolahan rumput laut menjadi program utama mereka. Harapannya, rumput laut yang sudah diolah memiliki nilai yang lebih tinggi sehingga pendapatan penduduk akan meningkat.

Tak hanya itu, tim ini juga merancang program workshop MPASI dengan bahan dasar rumput laut. Workshop MPASI dipilih karena masih banyak ibu-ibu yang memiliki kemampuan terbatas dalam menyediakan makanan bagi anaknya.

Pada aspek pemberdayaan kesehatan, terdapat 2 program utama yang dirancang, yaitu kader kesehatan dan primary child care program (posyandu). Kader kesehatan dibuat supaya masyarakat ikut berkontribusi dalam penanganan malnutrisi pada anak. Dalam primary child care program, tim ini juga membuat buku monitoring kesehatan bagi ibu dan anak.

Mereka sadar bahwa program yang telah dirancang pasti memiliki resiko dari berbagai aspek, salah satunya adalah tidak diterima oleh masyarakat. Solusi yang ditawarkan dari masalah ini adalah kerjasama dengan komunitas religius dan aliansi wanita. Harapannya, dengan menggandeng komunitas, masyarakat bisa lebih mudah menerima program yang ditawarkan.

Menurut mereka, ada banyak hal yang bisa didapatkan melalui keikutsertaannya dalam kegiatan lomba ini. Selain melatih keterampilan kelompok dan penyelesaian masalah, mereka juga bisa menyalurkan minatnya terhadap isu kesehatan masyarakat dengan lebih maksimal. (Nirwana/Reporter)