FK-KMK UGM. Negara ASEAN saat ini masih membutuhkan pelatihan sebagai upaya penguatan manajemen kesehatan bencana. Untuk itu, saat ini telah dibentuk sub-working group untuk mengembangkan kurikulum pelatihan tersebut.
Paparan mengenai kurikulum pelatihan ini disampaikan oleh Phummarin Saelim, M.D. dari Thailand dalam 2nd AAC-DHM (ASEAN Academic Conference on Disaster Health Management) yang dilaksanakan pada 18 Oktober 2023 di Hotel Melia Purosani Yogyakarta. Dalam paparannya, Phummarin Saelim menyampaikan hasil kurikulum yang telah dikembangkan oleh sub-working group tersebut, yaitu medical education theory, rencana pengembangan kurikulum, learning outcomes, dan kompetensi.
Kompetensi yang diharapkan akan didapatkan dari pelatihan ini adalah: 1) Menjelaskan kerangka kerja manajemen kesehatan dan pengurangan risiko bencana, 2) Mengenali identitas dan mekanisme manajemen kesehatan bencana, 3) Mendemonstrasikan manajemen komunikasi dan informasi, 4) Mendemonstrasikan kesiapsiagaan mandiri di daerah bencana, 5) Mendemonstrasikan manajemen sumber daya yang penting, dan 6) Mendemonstrasikan perawatan medis khusus dan dukungan logistik. Pelatihan untuk negara ASEAN ini akan meningkatkan kualitas pendidikan yang menjadi salah satu tujuan SDG.
2nd AAC-DHM merupakan kegiatan Prioritas 5.1 Rencana Aksi PoA (PoA ALD) tentang Manajemen Bencana Kesehatan bekerja sama dengan Proyek Penguatan Kapasitas Regional ASEAN dalam Manajemen Kesehatan Bencana (ARCH Project) yang dilaksanakan oleh AIDHM (ASEAN Institute on Disaster Health Management) selaku tuan rumah. AIDHM adalah salah satu mekanisme yang dibentuk untuk mendukung peran dan tanggung jawab RCC-DHM (Regional Coordination Comittee on Disaster Health Management).
2nd AAC-DHM dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 18-19 Oktober 2023 di Hotel Melia Purosani. Kegiatan ini diikuti oleh delegasi dari 10 negara ASEAN dengan mendatangkan narasumber dari berbagai negara yang dianggap memiliki keunggulan dalam manajemen bencana. (Nirwana/Reporter)