Sabtu, 17 Mei 2014 bertempat di Ruang Rapat Senat Gedung Kantor Pusat dan Tata Usaha Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada telah diadakan workshop penerapan asuhan gizi pada penyakit degeneratif. Workshop ini diselenggarakan oleh Bagian Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada yang bekerja sama dengan Asosiasi Dietisien Indonesia (ASDI).
Peserta workshop ini berasal seluruh Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan di Provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. Workshop ini bertujuan untuk menyamakan persepsi antar ahli gizi dalam pelaksanaan asuhan gizi klinis pada penderita penyakit degeneratif, mengingat berkembangnya dunia keilmuan gizi dan kesehatan sehingga beberapa pendekatan perlu diperhatikan. Kepentingan Institusi Pendidikan dalam workshop ini adalah berkaitan dengan mahasiswa praktek kerja lapangan (pkl) yang biasanya dilaksanakan di Rumah Sakit. Setelah kembali dari program pkl, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan yang lebih luas. Sehingga, diperlukan dasar ilmu dan pemahaman yang seragam mengenai pelaksanaan intervensi gizi antara Rumah Sakit tempat praktek dan Institusi Pendidikan untuk mengakomodir tujuan dari program pkl.
Dr. Susetyowati, DCN, M.Kes, ketua panitia workshop dan sekretaris Program Studi Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada menilai, workshop yang baru satu kali diadakan ini cukup sukses dan sesuai dengan harapan. Hal ini dilihat dari jumlah peserta yang hadir yang mana telah mewakili daerah di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah padahal acara ini terbilang cukup mepet waktu dan persiapannya. Rumah Sakit di Provinsi DI Yogyakarta yang hadir antara lain adalah RSUP Sardjito, RS PKU, dan RS Panti Rapih sementara partisipan dari Jawa Tengah berasal dari kota Semarang, Salatiga, Solo, Cirebon, Purworejo, dan lainnya. Selain itu, feedback dari peserta juga mendukung pernyataan di atas. Peserta menginginkan workshop seperti ini lebih sering diadakan dan diagendakan secara rutin dengan topik bahasan yang masih jarang seperti asuhan gizi pada anak, pada pasien kritis, dan pada pasien bedah. (Reni/Reporter)