Site icon FK-KMK UGM

Studi MENJAGA Tingkatkan Cakupan Tes HIV, Sifilis, dan Hepatitis B pada Ibu Hamil

FK-KMK UGM. Pusat Kedokteran Tropis (PKT) FK-KMK UGM bekerja sama dengan mitra nasional dan internasional melaksanakan Studi MENJAGA, sebuah inisiatif berbasis penelitian yang bertujuan meningkatkan layanan kesehatan ibu dan anak sekaligus memperkuat sistem kesehatan dasar di Indonesia. Studi ini dilaksanakan selama delapan bulan (Maret–September 2024) di dua wilayah terpilih, yaitu Kota Bandung dan Kabupaten Bogor.

Diseminasi hasil studi dilaksanakan pada Kamis, 7 Mei 2025 di Bali, dan dihadiri oleh para peneliti serta pemangku kepentingan terkait. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Ari Probandari, peneliti utama studi MENJAGA, menekankan pentingnya keberlanjutan hasil riset dalam praktik layanan kesehatan. “Kami berharap studi ini tidak hanya berakhir sebagai laporan penelitian, tetapi mampu menjadi dasar perbaikan program secara nyata,” ujarnya.

Studi MENJAGA merupakan kolaborasi antara PKT FK-KMK UGM, Universitas Sebelas Maret, London School of Hygiene & Tropical Medicine (LSHTM), dan University of New South Wales (UNSW), dengan dukungan dari UK Medical Research Council. Nama MENJAGA diambil dari makna kata care dalam antenatal care (ANC), mencerminkan komitmen studi ini dalam menjaga kesehatan ibu dan anak melalui layanan yang terintegrasi dan responsif.

Fokus utama penelitian adalah peningkatan cakupan tes HIV, sifilis, dan hepatitis B pada ibu hamil atau yang dikenal dengan istilah triple elimination dalam upaya yang krusial untuk mencegah penularan penyakit dari ibu ke anak sejak dini. Melalui pendekatan Continuous Quality Improvement (CQI) yang diterapkan di 22 puskesmas intervensi, tim layanan kesehatan menjalankan siklus Plan-Do-Study-Act (PDSA) untuk mengidentifikasi akar masalah, merancang solusi kontekstual, serta mengevaluasi dampaknya secara berkala. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan cakupan tes triple elimination di kedua wilayah, berkat inovasi layanan berbasis puskesmas dan kolaborasi lintas sektor.

Salah satu contoh keberhasilan ditunjukkan oleh Puskesmas Rumpin, Kabupaten Bogor, yang pada awal tahun 2023 hanya mencatat 50% ibu hamil menjalani tes triple eliminasi pada trimester pertama. Namun setelah mengikuti dua siklus intervensi dan menerapkan inovasi desa Bumil P3DE (Ibu Hamil Periksa 3E di Desa), cakupan melonjak drastis hingga 126,8% pada Desember 2024—angka tertinggi dibandingkan puskesmas lain dalam studi ini. Kepala Puskesmas Rumpin, dr. Kuncahyo Sri Harri Murthi, menyampaikan kebanggaannya karena inovasi mereka juga berhasil meraih juara 1 dalam lomba inovasi tingkat kabupaten.

Di Kota Bandung, strategi intervensi difokuskan pada penguatan jejaring dengan bidan praktik swasta, pembentukan tim lintas program berbasis CQI di puskesmas, serta pembuatan format pelaporan terintegrasi. dr. Ira Jani Dewi, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Bandung, menyampaikan bahwa pendekatan dalam studi MENJAGA mendorong mereka untuk menganalisis permasalahan layanan secara lebih sistematis dan berkelanjutan. Ia juga menambahkan bahwa kerja sama antara puskesmas dan bidan telah diformalisasi melalui perjanjian kerja sama, agar dampak peningkatan layanan tetap terjaga di luar masa studi.

Upaya ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 5: Kesetaraan Gender, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Melalui kolaborasi global dan inovasi lokal, studi MENJAGA menjadi salah satu kontribusi nyata dalam mewujudkan eliminasi penularan penyakit menular dari ibu ke anak di Indonesia. (Kontributor/Muhammad Ali Mahrus).

Exit mobile version