FK-KMK UGM. Program Studi Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada melaksanakan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat dengan menugaskan residen semester akhir ke wilayah terpencil. Pada periode Januari hingga Juni 2025. Kegiatan ini dibuka pada Selasa, 21 Januari 2025.
dr. Hindun Wildani Wahab ditugaskan untuk menjalani rotasi pendidikan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Supiori, Papua. Selain menjalankan pelayanan medis sebagai calon spesialis, dr. Hindun juga aktif dalam berbagai kegiatan edukatif dan pelatihan kesehatan yang menjangkau masyarakat luas, khususnya kelompok remaja dan tenaga kesehatan lokal. Sebagai bagian dari kegiatan pengabdian, dr. Hindun turut serta dalam sosialisasi pencegahan stunting yang diselenggarakan di Kantor Bupati Supiori.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 60 siswa tingkat SMP dan SMA dari berbagai sekolah di wilayah tersebut. Dalam pemaparannya, dr. Hindun menekankan bahwa kehamilan remaja menjadi salah satu faktor utama penyebab tingginya angka stunting, karena remaja belum siap secara fisik dan psikologis untuk menjalani kehamilan. Ia juga mengangkat isu meningkatnya kasus infeksi menular seksual (IMS) di kalangan remaja, termasuk HIV/AIDS, yang menjadi tantangan serius dalam upaya menciptakan generasi sehat.
Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya kesehatan reproduksi dan gizi sejak dini, tetapi juga mendorong mereka untuk menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing. Sosialisasi ini didukung oleh Tim Penggerak PKK Provinsi Papua, yang turut hadir dan memberikan dukungan penuh terhadap upaya pendidikan kesehatan berbasis komunitas.
Selain edukasi kepada remaja, dr. Hindun juga memanfaatkan kehadirannya di Supiori untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di puskesmas. Menyikapi program nasional USG Dasar Terbatas dari Kementerian Kesehatan, yang kini telah menghadirkan alat USG di berbagai puskesmas di Supiori, dr. Hindun turut melakukan pelatihan penggunaan alat USG dan EKG kepada dokter umum setempat. Hal ini sangat penting, mengingat masih banyak dokter di wilayah tersebut yang belum mendapatkan pelatihan teknis penggunaan alat-alat tersebut. Dengan pelatihan ini, diharapkan layanan kesehatan primer, termasuk deteksi dini masalah kehamilan dan gangguan jantung, dapat dilakukan secara lebih mandiri oleh tenaga kesehatan di daerah terpencil.
Dalam konteks geografis Supiori yang terdiri atas wilayah kepulauan dengan akses transportasi yang sangat bergantung pada pasang surut air laut, kehadiran tenaga medis yang terampil dan fasilitas yang memadai menjadi sangat vital. Pelatihan ini diharapkan mampu mengurangi keterlambatan rujukan dan meningkatkan kualitas layanan di daerah yang sulit dijangkau. Rangkaian kegiatan ini menunjukkan kontribusi nyata FK-KMK UGM dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah tertinggal, SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui sosialisasi kesehatan dan pelatihan tenaga medis, SDG 5: Kesetaraan Gender, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan dengan memperluas akses layanan kesehatan kepada kelompok rentan seperti perempuan, masyarakat miskin, dan penduduk di daerah terpencil.
Kolaborasi antar institusi ini juga sejalan dengan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Dengan semangat pengabdian, kolaborasi, dan pendidikan yang berkelanjutan, FK-KMK UGM terus menghadirkan dampak positif tidak hanya di dunia akademik, tetapi juga dalam kehidupan masyarakat di wilayah-wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) Indonesia. (Munjayati).