FK-UGM. Tersusunnya model Perawatan Paliatif Terpadu Intensive Care Unit (PPT-ICU) RESPEK mampu meningkatkan kualitas pengetahuan klinisi ICU, kualitas perawatan paliatif dan akhir hayat dan kolaborasi interprofesional. Hal ini disampaikan staf Departemen Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM, Dr. Sri Setiyarini, S.Kp., M.Kes., dalam ujian terbuka program Doktor yang diselenggarakan di gedung Radioputro lantai 1 Fakultas Kedokteran UGM, Senin (31/10).
Intervensi RESPEK merupakan dukungan rasa nyaman (R ), dukungan Etik (E), dukungan spiritual dan screening akhir hayat (S), dukungan psikososial (P), edukasi (E), dan komunikasi serta kolaborasi interprofesional (K).
Prof. dr. Sunartini, SpA(K)., PhD., selaku promotor menyampaikan kebanggaannya terhadap penelitian yang dilakukan oleh Dr. Sri Setiyarini yang mampu memberikan kebaruan pengetahuan dalam pelayanan kesehatan.
ICU merupakan tempat pelayanan yang sangat sibuk untuk upaya pemulihan kehidupan. Kondisi pasien ICU umumnya sangat sakit, tersedasi, terintubasi, dipasang berbagai macam alat monitor, tidak mampu berkomunikasi dan otonominya sangat buruk sehingga tidak mampu mengambil keputusan terapi terhadap dirinya.
Dr. Sri Setiyarini melihat bahwa angka kematian pasien ICU di seluruh dunia masih cukup tinggi yakni sekitar 25%. Hasil yang hampir sama diperoleh dari studi pendahuluan di tiga ICU di Yogyakarta dengan angka kematian sekitar 25%-30% pada tahun 2011.
Tingginya angka kematian di ICU mengindikasikan bahwa staf ICU mempunyai tugas tidak hanya menyelematkan hidup namun juga memberikan perawatan paliatif dan perawatan akhir hayat. Atas dasar inilah, peraih gelar Doktor ke- 269 Fakultas Kedokteran UGM dan Doktor ke-3.411 UGM dengan predikat Cumlaude tersebut melakukan penelitian mengenai “Model Perawatan Paliatif Terpadu di Intensive Care Unit melalui intervensi RESPEK (PPT-ICU RESPEK)”. (Wiwin/IRO)