FK-KMK UGM

Pelatihan TB Costing Tool dan TB Economic Burden

1

Yogyakarta – Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (KPMAK) FK UGM bekerja sama dengan SubDit Tuberkulosis Kementerian Kesehatan menyelenggarakan pelatihan TB Costing Tool & TB Economic Burden untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Acara ini diselenggarakan selama tiga hari pada tanggal 02 Juli 2015 s.d. 04 Juli 2015 bertempat di University Club UGM. Acara ini merupakan acara pelatihan jilid kedua setelah sebelumnya dilaksanakan pelatihan serupa yang ditujukan untuk akademisi.

TB Service Delivery Costing Tool atau TB Costing Tool merupakan alat perhitungan anggaran yang digunakan untuk mengestimasi dan memproyeksikan biaya pelayanan untuk TB. Melalui alat ini dapat diketahui biaya tahunan untuk pelayanan TB berdasarkan jumlah populasi, angka insidensi, dan angka pengobatan untuk TB dan TB-MDR. TB Economic Burden Analysis Tool menunjukkan beban finansial yang ditimbulkan oleh TB kepada masyarakat. Output yang dihasilkan kemudian dapat digunakan sebagai bahan advokasi untuk pemerintah nasional dan lokal agar dapat meningkatkan investasi pada pengendalian TB.

Acara dibuka oleh Dr. Diah Ayu Puspandari, Apt., MBA, M. Kes selaku Sekertaris Eksekutif Pusat KPMAK FK UGM. Acara hari pertama kemudian dilanjutkan dengan pemaparan mengenai kebijakan pelayanan TB di Indonesia oleh Ibu Budiarti Setiyaningsih, SKM, MKM selaku perwakilan SubDit TB Kemenkes. Selain itu dipaparkan pula penjelasan singkat mengenai TB Costing Tool dan TB Economic Burden oleh Dr. Dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK serta hasil uji coba yang telah dilaksanakan di Kabupaten Kulon Progo oleh Ibu Dewi Ratnawati, SKM, MPH.

Pada hari kedua, peserta yang berasal dari Dinas Kesehatan 13 Kabupaten yang tersebar dalam 7 Provinsi dibagi menjadi tujuh kelompok sesuai dengan provinsi asal masing-masing; Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara; Kabupaten Banyuasin dan Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan; Kota Tangerang dan Kota Serang, Provinsi Banten; Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur; Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat; Kota Makassar dan Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan; Kabupaten Banggai dan Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Acara hari kedua ini diisi dengan pemaparan studi kasus menggunakan TB Costing Tool dan TB Economic Burden oleh Ibu Vera Yulyani, S. Kep, MPH dan dr. Anindita Hapsari. Pada kesempatan ini peserta juga mencoba mengisi kedua alat tersebut menggunakan data daerah asal masing-masing.

Hari ketiga yang merupakan hari terakhir diisi dengan pemaparan dan diskusi mengenai pembiayaan pelayanan TB di era JKN menurut standar pelayanan TB oleh Dr. Dra. Ning Rintiswati, M. Kes serta penggunaan data TB Costing Tool dan TB Economic Burden sebagai bahan advokasi anggaran oleh dr. Setiawan Jatilaksono. Acara ditutup dengan evaluasi dan pemaparan rencana penerapan TB Costing Tool dan TB Economic Burden di daerah masing-masing oleh peserta.

Melalui pelatihan ini diharapkan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menggunakan kedua alat tersebut sehingga dapat memperhitungkan dengan tepat biaya yang dibutuhkan untuk pengendalian TB dan memperkecil kesenjangan antara anggaran dengan biaya yang sebenarnya dibutuhkan. Namun kedua alat ini tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus ditunjang dengan pengumpulan dan estimasi data yang baik serta advokasi secara aktif dari Dinas Kesehatan. Apabila semua komponen yang diperlukan dapat dilaksanakan dengan baik, diharapkan anggaran TB dapat sesuai dengan kebutuhan sebenarnya sehingga pengendalian TB dapat berjalan dengan semestinya menuju eradikasi TB pada tahun 2035. [Sumber: Pusat KPMAK]

Exit mobile version