Site icon FK-KMK UGM

Pelajar SMA Telusuri Jejak Manusia Purba di Museum Bioantropologi & Paleoantropologi

FK-KMK UGM. Sebanyak 32 siswa dan siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Yogyakarta melakukan kunjungan edukatif ke Museum Bioantropologi dan Paleoantropologi (BP), Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada pada Rabu, 18 Februari 2025. Kunjungan ini dipandu oleh guru mata pelajaran antropologi, Masayu Nurul Ana, dalam rangka memperkenalkan cabang antropologi ragawi kepada para peserta didik.

Berbeda dari materi antropologi budaya yang umum diajarkan di jenjang sekolah menengah, kunjungan ini memberi pengalaman langsung dalam mempelajari antropologi ragawi, yaitu kajian ilmiah terhadap variasi karakteristik fisik manusia. Antropologi ragawi membantu siswa memahami proses evolusi manusia yang kompleks, yang tidak hanya dipengaruhi oleh perubahan biologis, tetapi juga oleh interaksi sosial, lingkungan, serta perkembangan teknologi.

Melalui kegiatan ini, para siswa diajak menyelami bagaimana manusia purba berevolusi, beradaptasi, dan membentuk budaya unik berdasarkan kondisi geografis dan ekologis masing-masing wilayah. Konsep bahwa evolusi biologis berjalan seiring dengan evolusi kebudayaan menjadi bagian penting dari pengetahuan lintas disiplin yang mereka pelajari hari itu.

Bersama Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang telah disusun oleh guru pendamping, siswa-siswi MAN 1 Yogyakarta menjelajahi berbagai koleksi museum. Mereka mempelajari berbagai topik mulai dari jenis manusia purba, ras dan ciri-cirinya, klasifikasi kebudayaan prasejarah, analisis forensik manusia masa lampau, hingga rekam jejak kesehatan masyarakat kuno. Informasi tersebut disajikan melalui pameran fosil, artefak asli, tiruan manusia purba, serta media interaktif yang menampilkan perkembangan mutakhir dalam bidang antropologi.

Kurator dan edukator Museum BP FK-KMK UGM turut hadir dan mendampingi selama kegiatan berlangsung, memberikan penjelasan kontekstual dan memperluas pemahaman siswa melalui pendekatan berbasis dialog dan observasi langsung—sebuah metode pembelajaran yang dikenal sebagai inquiry learning. Dalam metode ini, siswa tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga menjadi peneliti aktif yang menggali data secara mandiri.

Kunjungan ini juga mencerminkan salah satu strategi pembelajaran kontekstual di luar kelas yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah menengah, terutama yang berlokasi tidak jauh dari museum. MAN 1 Yogyakarta, yang hanya berjarak sekitar 10 menit berjalan kaki dari lokasi museum, diharapkan menjadi pelopor dalam menjadikan Museum BP sebagai bagian dari kegiatan belajar rutin yang menyenangkan dan bermakna.

Inisiatif ini turut mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dengan memberikan akses pembelajaran kontekstual dan berbasis pengalaman nyata. Selain itu, pemahaman tentang keberagaman biologis dan budaya manusia juga selaras dengan SDG 10: Berkurangnya Ketimpangan, karena mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan manusia sejak dini.

Melalui program kunjungan edukatif semacam ini, Museum Bioantropologi dan Paleoantropologi FK-KMK UGM tidak hanya menjadi tempat penyimpanan koleksi sejarah manusia, tetapi juga menjadi ruang belajar hidup yang mendorong generasi muda untuk memahami asal-usul, keberagaman, dan nilai-nilai kemanusiaan secara ilmiah dan mendalam. (Kontributor: Dismas Rienthar).

Exit mobile version